Pada tes Stanford-Binet dan tes Mega Hoeflin, Marilyn meraih skor 228.
Ini skor yang membuatnya memasuki Guinness Book of World Records Hall of Fame sebagai pemegang IQ tertinggi hingga tahun 1989.
Namun, kategori ini akhirnya dihapus oleh Guinness pada 1990 karena kontroversi seputar keakuratan tes IQ.
Meski memiliki IQ yang sangat tinggi, Marilyn memilih untuk tidak mengikuti jejak orang-orang cerdas lainnya yang biasanya mendaftar di universitas elit Amerika Serikat.
Ia memilih untuk kuliah di Meramec Community College dan melanjutkan studi filsafat di Washington University.
Namun, setelah dua tahun, ia memutuskan untuk keluar dari kuliah dan bergabung dengan bisnis investasi keluarganya.
Pada tahun 1980-an, Marilyn mulai dikenal luas sebagai perempuan dengan IQ tertinggi di dunia.
Namun, popularitasnya ini tidak selalu membawa pujian.
Baca Juga: Profil Victoria Kjaer, Pemenang Miss Universe 2024 dari Denmark
Pada tahun 1991, ada seseorang yang ingin mengetes kecerdasan Marilyn dengan mengirimkannya sebuah soal matematika Monty Hall problem.
Jawaban yang ia berikan sempat memicu perdebatan sengit di kalangan akademisi dan ilmuwan, bahkan ada yang meragukan kepintarannya.
Namun, Marilyn tetap tenang dan mengungkapkan bahwa skor IQ bukanlah segalanya dalam menentukan kecerdasan seseorang.
Marilyn vos Savant bukan hanya seorang perempuan dengan IQ luar biasa, tetapi juga seorang yang menekankan pentingnya berpikir kritis dan tetap rendah hati.
Dia mengajarkan kita bahwa kecerdasan sejati tidak diukur hanya dengan angka-angka dalam tes, tetapi dengan kemampuan kita untuk berkembang, berpikir mandiri, dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Jadi, Kawan Puan, meski Marilyn vos Savant memiliki kecerdasan luar biasa, ia tetap menunjukkan pentingnya kemandirian dan berusaha untuk tidak hanya mengandalkan potensi alami semata.
(*)
Ken Devina