Mengenal Sistem Pendidikan di Finlandia, Apa Bedanya dengan Kurikulum Cambridge?

Kinanti Nuke Mahardini - Senin, 25 November 2024
Sistem pendidikan di Finlandia dan kurikulum Cambridge
Sistem pendidikan di Finlandia dan kurikulum Cambridge RODNAE Productions by Pexels

Parapuan.co - Saat ini, ada banyak kurikulum yang diterapkan sekolah swasta di Indonesia.

Tak hanya kurikulum Montessori, kurikulum Cambridge juga salah satu yang populer di Indonesia. 

Selain itu, sistem pendidikan di Finlandia yang disebut terbaik di dunia juga mulai diadaptasi oleh beberapa sekolah Indonesia. 

Sebenarnya bagaimana sistem pendidikan di Finlandia dan apa perbedaanya dengan kurikulum Cambridge?

Dilansir dari Kompas.com, kurikulum Cambridge dikenal dengan pendekatan holistik dan multidisiplin.

Kurikulum ini lebih memadukan mata pelajaran sains, matematika, bahasa dengan seni dan humaniora. 

Tak hanya mengembangkan kemampuan berpikir logis dan analitis, kurikulum ini juga berfokus pada nilai dan keterampilan yang dibutuhkan pada abad ke-21. 

Melalui kurikulum ini, anak diharapkan dapat lebih mandiri, cakap berkomunikasi, kreatif, dan memiliki literasi digital yang baik. 

Sedangkan di Finlandia, pendidikan dibagi berdasarkan tingkatan tertentu. 

Baca Juga: Kisah Inspiratif Ira Mirawati, Dosen Perempuan yang Pandu Skripsi Lewat Konten Kreatif

Merangkum dari Kompas.com, anak yang berusia 0 - 6 tahun akan dimasukkan ke lembaga pendidikan anak usia dini. 

Di sini, anak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. 

Pada usia ini, anak-anak juga belajar untuk berbagi hingga mengembangkan keterampilan sosial serta emosionalnya. 

Setelahnya, anak yang berusia 6-7 tahun diwajibkan masuk ke lembaga pendidikan pra-sekolah.

Pada tahap ini, anak-anak anak diberikan persiapan akademik. Tujuannya, agar anak bisa memiliki pengetahuan dan persiapan sebelum memulai pendidikan formal sekolah dasar. 

Masih dilansir dari sumber yang sama, ada beberapa poin penting kurikulum di Finlandia. 

Cara memperkenalkan elemen akademik secara menyenangkan pada anak dilakukan, seperti membaca cerita, bernyanyi, hingga menirukan suara. 

Salah satu sekolah yang mengadaptasi kurikulum di Finlandia, HEI Schools, menyebutkan cara mereka menerapkan metode kreatif dalam bercerita. 

Baca Juga: Retno Marsudi Jadi Direktur Perusahaan Energi di Singapura, Apa Tugasnya?

Dalam siaran pers yang diterima PARAPUAN, HEI Schools Senayan mengajak anak untuk memilih buku mereka sendiri. 

Selain itu, mereka juga mengajak anak menceritakan isi dari buku tersebut. Saat menceritakan isi, bisa dilakukan di depan teman lain untuk menumbuhkan rasa percaya diri. 

Saat aktivitas membaca, guru/dan atau pendamping hanya mendampingi tanpa mengintervensi cara anak mengekspresikan pemahaman mereka.

Penelitian dari University of Rochester Horizons dan Greater Good Science Center menunjukkan bahwa paparan membaca mendukung perkembangan kognitif dan emosional yang signifikan pada anak-anak.

Arthalia Larsen, Direktur HEI School Senayan mengungkapkan bahwa "Anak yang suka membaca, membutuhkan orang dewasa yang suka membaca."

Oleh karena itu, sebisa mungkin contoh baik kita berikan sebagai orang dewasa. 

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Mengenal Sistem Pendidikan di Finlandia, Apa Bedanya dengan Kurikulum Cambridge?