Parapuan.co - Kehamilan adalah proses alami yang membawa banyak perubahan dalam tubuh seorang perempuan.
Salah satu perubahan terbesar yang terjadi adalah berhentinya siklus menstruasi.
Secara biologis, menstruasi terjadi ketika tubuh tidak hamil dan lapisan rahim meluruh.
Tetapi saat seorang perempuan hamil, lapisan tersebut dipertahankan untuk mendukung perkembangan janin.
Oleh karena itu, tidak mungkin menstruasi terjadi saat seseorang sedang hamil.
Namun, meski demikian, beberapa perempuan masih mengalami pendarahan selama kehamilan, yang sering kali disalahartikan sebagai menstruasi.
Melansir dari medicalnewstoday.com, menstruasi tidak akan berlangsung selama kehamilan, karena ovulasi juga tidak terjadi saat seorang perempuan hamil.
Ovulasi sendiri merupakan proses pelepasan sel telur dari ovarium yang terjadi setiap bulan pada perempuan yang tidak hamil.
Ketika sel telur dibuahi oleh sperma, ia menempel pada dinding rahim dan kehamilan pun terjadi.
Baca Juga: 3 Tips Menjaga Kesehatan Kandungan yang Perlu Diketahui Ibu Hamil
Jika tidak ada pembuahan, tubuh akan meluruhkan lapisan rahim yang dikenal sebagai menstruasi, namun pada kehamilan, tubuh tidak mengalami proses ini.
Namun, meskipun menstruasi tidak terjadi, pendarahan masih bisa terjadi selama kehamilan.
Pendarahan ini tidak disebabkan oleh siklus menstruasi, melainkan karena berbagai faktor lain yang bisa saja terjadi, terutama pada trimester pertama kehamilan.
Salah satu penyebab pendarahan yang umum pada awal kehamilan adalah implantasi sel telur yang telah dibuahi.
Pendarahan ringan dapat terjadi saat sel telur menempel pada dinding rahim, dan ini biasanya terjadi beberapa hari setelah pembuahan.
Pendarahan ini umumnya ringan dan hanya berlangsung singkat, serta tidak disertai dengan gejala lain yang membahayakan.
Selain itu, perubahan pada serviks selama kehamilan juga bisa menyebabkan pendarahan ringan.
Serviks menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap iritasi, terutama setelah berhubungan seks atau setelah pemeriksaan medis.
Baca Juga: Agar Penanganannya Lebih Tepat, Kenali Jenis Nyeri Menstruasi
Jika pendarahan ringan terjadi setelah aktivitas seksual atau pemeriksaan medis, ini sering kali dianggap normal.
Namun, meskipun pendarahan tidak selalu menjadi tanda masalah besar, ada beberapa kondisi medis yang perlu diperhatikan.
Pada trimester pertama, pendarahan juga bisa menjadi tanda dari kondisi yang lebih serius, seperti kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang dibuahi berkembang di luar rahim, biasanya di tuba falopi.
Ini adalah kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera.
Selain itu, keguguran adalah penyebab pendarahan yang cukup umum pada trimester pertama.
Pendarahan disertai dengan kram dan nyeri perut yang hebat sering kali merupakan tanda keguguran.
Pendarahan juga bisa terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, meskipun lebih jarang.
Pada tahap ini, kondisi yang lebih serius bisa menjadi penyebab pendarahan, seperti plasenta previa atau solusio plasenta.
Baca Juga: Dokter Obgyn Mira Myrnawati Ungkap Perubahan Perempuan Pasca Melahirkan Bisa Menetap
Plasenta previa terjadi ketika plasenta menempel di dekat atau bahkan menutupi leher rahim, yang bisa menyebabkan pendarahan hebat dan memerlukan perhatian medis segera.
Solusio plasenta terjadi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir, dan ini juga merupakan kondisi darurat medis.
Selain itu, pendarahan pada tahap akhir kehamilan bisa terjadi karena alasan lain, seperti pemeriksaan serviks oleh dokter atau bahkan hubungan seksual, yang dapat menyebabkan sedikit pendarahan akibat meningkatnya sensitivitas jaringan vagina dan serviks.
Namun, jika pendarahan disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut atau punggung, sebaiknya segera mencari perhatian medis.
Pendarahan selama kehamilan tidak selalu berbahaya, namun ada tanda-tanda tertentu yang harus diwaspadai.
Jika pendarahan disertai dengan gejala seperti nyeri perut atau panggul yang parah, pusing, atau pendarahan hebat dengan gumpalan darah, segera hubungi dokter atau pergi ke unit gawat darurat.
Pendarahan yang berwarna merah terang dan membasahi pembalut juga perlu segera diperiksa oleh dokter.
Pada trimester pertama, pendarahan dan nyeri panggul bisa menjadi tanda kehamilan ektopik, sementara pada trimester kedua dan ketiga, pendarahan hebat bisa menjadi tanda persalinan prematur atau komplikasi serius lainnya.
Penting bagi perempuan hamil untuk selalu waspada terhadap perubahan dalam tubuh mereka.
Menjaga kesehatan dengan melakukan pemeriksaan rutin, menghindari stres fisik yang berlebihan, dan berkonsultasi dengan dokter jika terjadi perubahan yang mencurigakan adalah langkah-langkah yang dapat membantu menjaga kesehatan ibu dan janin.
Baca Juga: 7 Cara Efektif Mengatasi Selulit pada Masa Setelah Kehamilan
(*)
Ken Devina