"Misalnya memang benar-benar situasinya mendesak banget untuk bawa anak ke kantor. Misalnya, memang enggak ada yang jaga, enggak ada ART atau baby sitter, atau saudara dan orang tua yang bisa dititipkan," ujar Ivana.
Selain itu, tidak semua kantor juga menyediakan fasilitan penitipan anak atau daycare.
Lalu untuk menitipkan anak di daycare, ibu juga perlu melakukan riset terlebih dahulu, apakah penitipan tersebut terpercaya atau tidak.
Ivana menambahkan bahwa anggapan orang tua dengan anak di tempat kerja jadi kurang profesional mungkin datang dari mereka yang tidak tahu secara detail terkait pekerjaan dan tanggung jawab orang tua.
"Orang-orang pemikirannya, sebenarnya pekerja seperti ini tidak layak untuk bawa anak ke kantor, tidak semestinya, seharusnya tidak boleh, itu kan penilaian orang-orang awam," imbuhnya.
Meski begitu, semuanya kembali pada ibu bekerja dan tanggung jawab di tempat kerja.
Terlepas dari kontroversi ibu bekerja membawa anak, hal ini bukanlah hal yang salah.
Mengingat, kita tidak tahu situasi mendesak atau alasan apa yang membuat mereka memutuskan membawa anak.
Untuk ibu bekerja yang membawa anak ke kantor, alangkah baiknya jika memberi tahu terlebih dahulu pada atasan atau rekan kerja lainnya.
Jangan lupa untuk memberikan sounding pada anak agar tidak mengganggu produktivitas kerja rekan di kantor.
Bisa juga ibu bekerja yang membawa anak ke kantor ini menginspirasi perusahaan untuk menyediakan layanan daycare.
Dengan begitu, ibu tetap produktif bekerja sekaligus dapat memantau aktivitas anak.
Baca Juga: Survei Menunjukkan Perempuan Lebih Sering Beri Dukungan Emosional pada Pasangan
(*)