Parapuan.co - Kawan Puan, berbicara mengenai stereotip gender dalam rumah tangga mungkin tidak akan ada habisnya.
Kita, perempuan, barangkali sering mendengar, melihat, atau merasakan sendiri betapa stereotip gender di rumah tangga masyarakat Indonesia masih sangat kental.
Stereotip gender dalam rumah tangga ini sesederhana menganggap laki-laki harus bekerja, perempuan mengurus pekerjaan domestik dan mengasuh anak.
Padahal, pekerjaan domestik yang dikerjakan perempuan di rumah seperti menyapu, memasak, cuci baju, dan lain-lain, bisa dilakukan juga oleh laki-laki.
Peran laki-laki dalam rumah tangga bukan sebatas pencari nafkah, tapi juga seperti perempuan yang mungkin bekerja, mengasuh anak, dan menyelesaikan pekerjaan domestik.
Berdasarkan pengalaman penulis, stereotip gender di dalam rumah tangga masih banyak ditemukan karena pandangan mengenai patriarki.
Pandangan patriarki tidak memandang generasi, dan bisa terjadi pada milenial, Gen Z, atau generasi alpha nanti dan seterusnya nanti.
Maka itu, stereotip gender di rumah tangga mesti segera dihapus. Minimal, kita memulainya dari rumah tangga kita sendiri.
Bagaimana caranya? Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan sebagaimana dirangkum dari laman resmi UN Women!
Baca Juga: Seberapa Penting Peran Ayah di Rumah untuk Menciptakan Kesetaraan Gender? Ini Kata Ahli