Baca Juga: Pemberdayaan Perempuan dalam Kewirausahaan yang Berperspektif Gender
3. Merayakan Maskulinitas Positif
Maskulinitas tradisional sering kali menekan laki-laki untuk tidak terlibat dalam pekerjaan rumah tangga atau menunjukkan emosi mereka secara terbuka.
Hal ini tidak hanya merugikan laki-laki, tetapi juga memperkuat ketidaksetaraan gender di rumah tangga.
Dengan mendorong laki-laki untuk lebih terlibat dalam pekerjaan domestik dan menjadi komunikator yang sehat, keluarga dapat membangun lingkungan yang lebih setara sekaligus mencegah kekerasan berbasis gender.
4. Memberdayakan Generasi Selanjutnya
Generasi muda adalah penggerak perubahan menuju dunia yang lebih adil.
Pendidikan dan dukungan di rumah berperan penting dalam membentuk pandangan mereka terhadap kesetaraan gender.
Dengan mendidik anak-anak tentang hak-hak perempuan dan pentingnya kesetaraan, keluarga memastikan bahwa nilai-nilai tersebut tertanam kuat dalam kehidupan mereka.
5. Mengakhiri Praktik yang Merugikan Perempuan
Baca Juga: Hari Anak Nasional, Begini Mengajarkan Kesetaraan Gender pada Anak Sejak Dini
Beberapa praktik tradisional, seperti mutilasi genital perempuan (FGM) atau sunat pada anak perempuan, tidak hanya melanggar hak-hak perempuan, tetapi juga mengancam kesehatan fisik dan mental mereka.
Kebanyakan praktik ini dilakukan pada anak-anak perempuan, yang memperburuk dampaknya.
Keluarga harus menjadi benteng pertama dalam melindungi perempuan dari praktik-praktik berbahaya ini dengan menolak norma-norma yang merugikan tersebut.
Menghapus stereotip gender di rumah tangga adalah langkah awal menuju dunia yang lebih adil.
Dari membagi tugas rumah hingga merayakan maskulinitas positif, setiap tindakan kecil yang dilakukan di rumah dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat.
Dengan mempromosikan nilai-nilai kesetaraan, keluarga tidak hanya menciptakan lingkungan yang harmonis tetapi juga menjadi bagian penting dalam membangun masa depan yang lebih inklusif.
Sekali lagi, semua harus dimulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat kita.
Untuk menghapus stereotip gender di rumah tangga, mulailah menerapkan keadilan gender dan inklusivitas dalam kehidupan sehari-hari bersama pasangan dan anak-anak kita.
Baca Juga: Terbebas dari Belenggu Stigma, Ini Pentingnya Merayakan Setiap Pilihan Perempuan
(*)