Seperti Emma Watson, Kenali Apa Itu Self-Partnered dan Dampak Baiknya

Arintha Widya - Jumat, 29 November 2024
Apa Itu Self-Partnered Seperti Diungkapkan Emma Watson?
Apa Itu Self-Partnered Seperti Diungkapkan Emma Watson? Instagram @emmawatson

Parapuan.co - Berbicara mengenai status lajang, perempuan barangkali cenderung sensitif bila ditanya "sudah punya pacar belum?", "kapan menikah?", dan lain sebagainya.

Terlebih jika pertanyaan tersebut diajukan kepada perempuan berusia di akhir 20-an dan umur 30-an.

Namun, kiranya Kawan Puan bisa belajar dari apa yang pernah diungkap oleh bintang Harry Potter, Emma Watson.

Dalam sebuah wawancara pada 2019 lalu, Emma Watson sempat mengungkap status dirinya yang disebut sebagai self-partnered.

Ia mengaku bahagia dengan status lajangnya, walau ketika itu dirinya sedang digosipkan dengan Leo Robinton.

"Butuh waktu lama, tapi sekarang aku bahagia menjadi lajang. Aku menyebutnya self-partnered," papar Emma Watson seperti dikutip dari Independent.co.uk.

Meski bahagia saat menjadi lajang, Emma Watson beberapa tahun kemudian menjelaskan bahwa konsep self-partnered bukan tentang merayakan status lajang.

Konsep ini bahkan perlu dimiliki oleh seseorang yang menjalin hubungan sekalipun.

Yuk, simak pengertian lebih mendalam dari self-partnered sebagaimana melansir InLife Sheroes di bawah ini!

Baca Juga: Termasuk Self Love, Ini 7 Tanda Perempuan Sudah Hidup Bahagia

Apa Itu Self-Partnered?

Self-partnered berarti memperlakukan diri sendiri seperti seseorang yang sedang menjalin hubungan romantis.

Konsep ini mencakup sikap lebih peduli, penuh kasih, dan pengertian terhadap diri sendiri.

Self-partnering juga bisa berarti menghabiskan waktu untuk hal-hal yang biasanya dilakukan bersama pasangan, seperti:

  • Pergi makan malam di restoran favorit.
  • Menonton pertunjukan atau konser yang telah lama diidamkan.
  • Melakukan perjalanan ke tempat yang belum pernah dikunjungi.

Self-partnering berfokus pada usaha untuk memperlakukan diri dengan lebih baik, seperti yang biasanya dilakukan kepada pasangan romantis.

Selain itu, self-partnering sering kali membawa seseorang pada proses penemuan diri.

Melalui ini, seseorang dapat memahami lebih dalam tentang apa yang disukai, tidak disukai, tujuan hidup, dan batasan pribadi mereka.

Manfaat Self-Partnering

Salah satu manfaat terbesar dari self-partnering adalah belajar mencintai dan memaafkan diri sendiri.

Baca Juga: Psikolog Tegaskan Self Love Jauh dari Kata Egois, Ini Penjelasannya

Proses ini mengajarkan untuk memprioritaskan kebutuhan pribadi, menjaga diri, dan bersikap lembut terhadap kesalahan yang dibuat.

Menjadi pasangan terbaik untuk diri sendiri adalah tentang mencintai diri dengan sepenuh hati.

Bagi sebagian orang, gagasan menjalani hidup tanpa pasangan terasa menakutkan.

Makan sendirian, menonton film sendiri, atau menghabiskan waktu tanpa kehadiran orang lain bisa terasa sulit.

Namun, jika seseorang tidak merasa nyaman dengan dirinya sendiri, bagaimana mereka bisa memahami apa yang sebenarnya mereka butuhkan dalam hubungan?

Self-partnering mengajarkan nilai kesendirian yang indah. Ini bukan tentang menolak keintiman atau hubungan, tetapi menyadari bahwa kita sudah lengkap tanpa memerlukan orang lain untuk "menyempurnakan" hidup.

Self-partnered adalah konsep yang menekankan pentingnya mencintai diri sendiri dan menemukan kebahagiaan tanpa bergantung pada hubungan romantis.

Dalam perjalanan ini, seseorang belajar lebih banyak tentang dirinya sendiri, memahami apa yang diinginkan, dan menikmati hidup sepenuhnya.

Seperti yang dikatakan Emma Watson, menjadi self-partnered adalah langkah menuju kebahagiaan dan kemandirian yang sejati.

Baca Juga: Lakukan Hal Sederhana, Ini Manfaat Self-Care di Hari Minggu dan Cara Menerapkannya

(*)

Sumber: Independent UK
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Mahasiswi Magang Diduga Jadi Korban Pelecehan Seksual Oknum Pejabat BUMN