Parapuan.co - Tak terasa, tahun 2024 akan segera berakhir.
Di sisi lain, pergantian tahun ini juga menandai berakhirnya Generasi Alpha dan menjadi Generasi Beta.
Sebagai informasi, Generasi Alpha ini merupakan sebutan untuk anak kelahiran 2010-2024.
Sementara, Generasi Beta nantinya akan dimulai tahun 2025 hingga 2039.
Merangkum dari laman Kompas.com, istilah Generasi Alpha dan Beta ini diciptakan oleh Mark McCrindle, seorang pakar demografis asal Australia.
Generasi biasanya didefinisikan sebagai kelompok orang dalam periode waktu tertentu, dengan berbagai pengalaman budaya, sosial, dan sejarah yang sama.
Gagasan terkait generasi juga memungkinkan untuk melihat pengalaman umum mereka yang berkontribusi pada perubahan dalam masyarakat dari waktu ke waktu.
Mengenal Apa Itu Generasi Beta
Generasi Beta atau Gen Beta akan menjadi generasi yang terintegrasi dengan teknologi dan rasa ingin tahu.
Baca Juga: Keluarga dan Institusi Tradisional, Pencegah Tersesatnya Gen Z di Belantara Pengetahuan
Selan itu, anak yang terlahir di era Generasi Beta juga diprediksi lebih menghargai keberagaman juga merangkul perubahan dan keterbukaan.
Pada 2035, Gen Beta diprediksi akan mencapai sekitar 16 persen dari total populasi penduduk dunia.
Sementara populasi global untuk Gen Alpha pada 2035 masih mempunyai presentase yang lebih tinggi, yakni sekitar 23 persen.
Gen Beta akan menjadi anak-anak dari Gen Y paling muda dan Gen Z paling tua.
Untuk Kawan Puan ketahui bahwa penamaan tiap generasi ke generasi ini berdasarkan alfabet Yunani dan berubah setiap 15 tahun sekali.
Penggunaan alfabet Yunani menggantikan huruf abjad yang telah mencapai akhir, yakni X (1965-1980), Y (1981-1996), dan Z (1997-2009).
Karakteristik Gen Beta
Menurut laman RRI, ketika Gen Beta hadir, maka mereka menjadi generasi pertama yang mengalami kehidupan pada abad ke-21.
Baca Juga: Gen Z Ingin Cepat Punya Rumah? Hindari 9 Kesalahan Ini saat Mengajukan KPR
Gen Beta diprediksi akan berinteraksi dengan simulasi diri yang dihasilkan Al di media sosial atau memanfaatkan respons otomatis dalam interaksi daring secara lancar.
Sejak usia dini mereka juga akan dipastikan memiliki hubungan erat dengan digital.
Hal ini tentunya akan membentuk cara mereka berinteraksi dan berkomunikasi, akan mahir dalam hal teknologi modern.
Lebih dalam, anak yang termasuk Gen Beta disebut akan menerima perbedaan terhadap keberagaman sosial dan budaya.
Selain itu, mereka akan aktif dalam lingkungan masyarakat yang inklusif dan saling menghormati.
Karakter ini justru akan mudah beradaptasi dengan dunia apa pun.
Baca Juga: Apa Itu Digital Native? Istilah yang Melekat pada Gen Z di Dunia Kerja
(*)