Rasa Sakit Perempuan Kerap Diabaikan, Ini Wajah Bias Gender dalam Dunia Medis

Tim Parapuan - Sabtu, 7 Desember 2024
kondisi medis penyebab ketidakpuasan seksual
kondisi medis penyebab ketidakpuasan seksual torwai

Parapuan.co - Kawan Puan, kasus perempuan yang keluhan kesehatannya kurang diperhatikan oleh tenaga medis bukanlah hal baru.

Melansir dari washingtonpost.com,  mengungkapkan bahwa bias gender dalam dunia kedokteran kerap mengakibatkan perempuan tidak menerima perawatan yang memadai, termasuk pengobatan untuk meredakan rasa sakit.

Mulai dari prosedur pemasangan IUD hingga diagnosis serangan jantung, pengalaman perempuan sering diabaikan atau salah ditangani.

Ketika Rasa Sakit Perempuan Dianggap Berlebihan

Perempuan sering kali dianggap "berlebihan" atau "histeris" saat menyampaikan keluhan rasa sakit, berbeda dengan laki-laki.

Dalam konteks medis, perempuan cenderung dikaitkan dengan istilah "reaksi emosional," sedangkan laki-laki dipersepsikan sebagai sosok yang "tabah."

Sebagai contoh, seorang perempuan yang menjerit kesakitan selama 33 jam proses persalinan seharusnya mendapat epidural untuk mengurangi nyeri, tetapi obat tersebut terjatuh.

Selain itu, puluhan perempuan yang mengalami rasa sakit luar biasa saat dinding vagina mereka tertusuk selama pengambilan sel telur diberitahu bahwa rasa sakit itu normal, padahal mereka hanya diberikan cairan garam, bukan anestesi.

Baca Juga: Inklusi Gender: Penyetaraan Peran Perempuan dalam Artificial Intelligence

Studi terhadap 981 kunjungan ke ruang gawat darurat menemukan bahwa perempuan dengan nyeri perut akut memiliki kemungkinan hingga 25 persen lebih kecil daripada laki-laki untuk menerima opioid sebagai penghilang rasa sakit.

Rasa Sakit Reproduksi dan Penyakit Serius yang Sering Diabaikan

Dalam bidang kesehatan reproduksi, perempuan sering menghadapi tantangan yang signifikan.

Sebagai contoh, rasa sakit saat pemasangan IUD kerap dianggap sebagai hal yang "normal."

Namun, penelitian di Swedia mengungkapkan bahwa 89 persen perempuan yang belum pernah melahirkan, mengalami rasa sakit sedang hingga berat selama prosedur ini.

Meskipun anestesi lokal tersedia, penggunaannya masih jarang diterapkan.

Sumber: washingtonpost.com
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Media Perlu Mengubah Cara Menyampaikan Berita Kekerasan Terhadap Perempuan