Deteksi Dini Kanker Serviks, TBC, dan Stunting Jadi Langkah Penting Indonesia Sehat 2045

David Togatorop - Jumat, 6 Desember 2024
Deteksi dini kanker serviks, TBC, dan stunting menjadi fokus pemerintah.
Deteksi dini kanker serviks, TBC, dan stunting menjadi fokus pemerintah. iStock/SDI Productions

Parapuan.co - Pemerintah terus mengutamakan Program Skrining Kesehatan dan Penanganan TBC sebagai bagian dari misi Asta Cita di sektor kesehatan.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Prof. Dante Harbuwono, menekankan pentingnya deteksi dini untuk memastikan keberhasilan program ini.

Fokusnya mencakup tiga isu utama, yakni kanker serviks, TBC, dan stunting.

Deteksi Dini Kanker Serviks

Prof. Dante menyoroti pentingnya pemeriksaan rutin kanker serviks.

Saat ini kanker serviks masih menjadi penyebab kematian tertinggi kedua bagi perempuan di Indonesia.

Salah satu metode deteksi dini yang direkomendasikan adalah inspeksi visual dengan asam asetat (IVA).

"Perlu dilakukan pemeriksaan IVA secara rutin untuk dapat mendeteksi kanker serviks. Sebab, apabila ada yang terdeteksi positif dan masih berada pada stadium rendah, kita dapat segera lakukan pengobatan sederhana yang bisa dilakukan langsung di tingkat puskesmas, yakni dengan pengobatan cryo," kata Prof. Dante.

Namun, jika kanker terdeteksi pada tahap lanjut, pasien membutuhkan penanganan lebih kompleks seperti kemoterapi atau operasi.

Baca Juga: Satu Dekade BPJS Kesehatan Kelola JKN, Bagaimana Layanan Kesehatan Perempuan?

Layanan Skrining TBC

Dalam upaya mengatasi TBC, layanan skrining dilakukan melalui tes mantoux, pemeriksaan dahak, serta teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis hasil rontgen dan tes darah dengan lebih cepat.

"Indonesia saat ini masih menduduki peringkat kedua tertinggi di dunia untuk penderita penyakit TBC. Maka dari itu, jangan sampai nunggu ada gejala parah, apalagi hingga batuk darah. Pentingnya menumbuhkan kesadaran untuk melakukan skrining, khususnya bagi yang kontak erat dengan pasien positif," ungkap Prof. Dante.

Skrining Stunting

Selain kanker serviks dan TBC, Prof. Dante juga memprioritaskan deteksi dini stunting melalui pemantauan berat badan bayi dan balita secara rutin.

Saat ini, angka stunting nasional masih di angka 21,5%. Meski belum mencapai target, upaya penurunan stunting terus dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.

"Skrining berat badan bayi dan balita juga sama pentingnya. Bayi dan balita yang berat badannya tidak naik memiliki peluang terkena TBC. Apalagi, jika bayi tersebut ada di lingkungan orang dewasa yang positif TBC maka harus segera diperiksa lebih lanjut supaya lebih cepat diketahui," ujar Wamenkes.

Menurut Prof. Dante, stunting tidak hanya memengaruhi kesehatan, tetapi juga kecerdasan generasi mendatang sehingga diperlukan kerja sama lintas sektor guna menciptakan generasi bebas stunting, sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045. (*)

Baca Juga: Juara Bermedsos Tapi IQ Orang Indonesia Peringkat 130 dari 199 Dunia, Dihubungkan dengan Stunting

Penulis:
Editor: David Togatorop


REKOMENDASI HARI INI

Termasuk Pelecehan Seksual Verbal, Ini Ancaman Pidana bagi Pelaku Catcalling