KemenPPPA Buat Program Baru, Lindungi Perempuan dan Anak dari Kekerasan

Saras Bening Sumunar - Jumat, 6 Desember 2024
Melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan.
Melindungi perempuan dan anak dari tindak kekerasan. IstockPhoto

Parapuan.co - Kasus kekerasan masih menghantui perempuan dan anak Indonesia.

Mengejutkannya, aksi kekerasan ini rentan terjadi di tempat yang seharusnya aman untuk mereka.

Misalnya saja dalam lingkup keluarga, suami rentan melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pada istri dan anaknya.

Bukan hanya berdampak secara fisik, kekerasan yang dialami perempuan dan anak juga berdampak pada psikis mereka.

Bicara tentang masih banyaknya kasus kekerasan pada perempuan dan anak, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menegaskan bahwa perlindungan perempuan dan anak adalah isu kompleks yang memerlukan kerja sama lintas sektor.

Hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024 menunjukkan bahwa 1 dari 4 perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual dari pasangan dan bukan pasangan selama hidup.

Kolaborasi juga sinergi bersama seluruh elemen bangsa adalah corong utama untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Perlindungan terhadap perempuan dan anak bukan hanya tanggung jawab individu atau kelompok tertentu, tetapi tanggung jawab kita semua," ujar Menteri PPPA.

"Sebagai upaya perlindungan bagi perempuan dan anak hingga ke desa, kami mengajak berbagai pihak untuk mendukung Ruang Bersama Merah Putih (RBMP) sebagai solusi dan langkah bersama," imbuhnya.

Baca Juga: Wamen PPPA Dorong Perempuan Berdaya Ekonomi untuk Putus Rantai Kekerasan

Arifah Fauzi menjelaskan program baru yang diciptakan KemenPPPA bernama Ruang Bersama Meraih Merah Putih (RBMP).

Program ini bertujuan menciptakan kolaborasi di tingkat desa dan kelurahan untuk membangun kerja sama lintas sektor dalam upaya memberdayakan perempuan juga melindungi anak-anak dari berbagai aktivitas.

Mulai dari ketika anak bermain, belajar, hingga pemberdayaan ekonomi perempuan.

"Ruang Bersama Merah Putih merupakan wadah atau tempat belajar di desa-desa dengan inisiatif lokalnya, seperti menggiatkan permainan tradisional, seni, dan budaya, hingga pemberdayaan perempuan," kata Arifah Fauzi.

"Semangat kebersamaan, kekeluargaan, gotong-royong, dan Pancasila menjadi dasar dari gerakan ini. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dan memberikan alternatif untuk menghindari ketergantungan gadget, terutama pada anak," tegasnya.


Dalam kegiatan ini, Menteri PPPA kembali menegaskan pentingnya data sebagai acuan bersama untuk menuntaskan isu kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Menteri PPPA menyebut Program Satu Data Perempuan dan Anak Berbasis Desa akan menjadi salah satu program prioritas KemenPPPA ke depan.

Tujuannya, menciptakan sistem pendataan yang terintegrasi hingga ke tingkat desa.

"Data ini sangat penting untuk memahami permasalahan secara lebih mendalam dan merancang kebijakan dan program yang tepat sasaran. Kami menyadari banyak kasus kekerasan tidak terlaporkan atau bahkan tidak diketahui oleh lingkungan sekitarnya," kata Menteri PPPA.

"Dengan pendataan yang akurat, kami dapat mengidentifikasi masalah sejak dini dan mengambil langkah pencegahan yang lebih efektif," pungkasnya.

Kawan Puan, kekerasan terhadap perempuan memberikan berbagai dampak buruk.

Dampak buruk dari sisi kesehatan, keamanan, otonomi, dan martabat penyintas, bisa terjadi. 

Ketika perempuan mengalami kekerasan, kesempatan mereka untuk mencapai potensi diri akan berkurang.

Oleh karena itu, mari bersama-sama kita memerangi kekerasan pada perempuan dan anak.

Baca Juga: Pentingnya Pendanaan Organisasi Perempuan untuk Atasi Kekerasan Berbasis Gender

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Tips Melawan Pelaku Catcalling Belajar dari Video Viral Perempuan Tegur Juru Parkir