Parapuan.co - Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT dan platform serupa semakin memudahkan pekerjaan di berbagai bidang.
Namun, penggunaan AI yang tidak dibarengi dengan etika dan kesadaran dapat membawa dampak negatif yang signifikan, terutama bagi pelajar.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek) Stella Christie mengingatkan pentingnya menggunakan AI secara bijak agar tidak merugikan kemampuan manusia.
Berikut beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi jika terlalu bergantung pada AI menurut Stella Christie dikutip dari Instagram Kemdikti Saintek!
1. Hilangnya Kemampuan Menilai Kualitas
Kemampuan manusia untuk menilai kualitas sebuah karya didasarkan pada nurani, sensitivitas, dan pemikiran kritis yang berkembang secara alami.
AI, meskipun canggih, hanya mampu memberikan jawaban umum berdasarkan data yang diolahnya.
Bergantung sepenuhnya pada AI tanpa melibatkan pemikiran mendalam dapat mengikis kemampuan seseorang untuk membedakan karya yang baik dan berkualitas dari yang tidak.
Hal ini berbahaya, terutama bagi pelajar yang seharusnya mengasah kemampuan analisis dan penilaian mereka secara mandiri.
Baca Juga: Jangan Khawatir, AI Tidak Gantikan Manusia Tetapi Bermanfaat untuk Ini
2. Kehilangan Kemampuan Menciptakan Karya Orisinal
Penggunaan AI yang berlebihan juga dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Tanpa disadari, manusia bisa mulai mengandalkan AI dalam berbagai hal, seperti menulis skrip, membuat desain, hingga menyelesaikan kode pemrograman.
Akibatnya, produktivitas manusia tergantikan oleh mesin, yang pada akhirnya menghilangkan kemampuan untuk menghasilkan karya orisinal.
Jika ini terus terjadi, generasi mendatang mungkin akan kesulitan menciptakan inovasi baru yang berasal dari kreativitas manusia.
3. Tidak Memahami Batasan Penggunaan AI
Kemudahan yang ditawarkan AI, mulai dari akses instan hingga kemampuan menyelesaikan tugas dengan cepat, sering kali membuat orang lupa untuk memahami batasan penggunaannya.
AI memang dirancang untuk mempermudah pekerjaan, tetapi tanpa kontrol yang jelas, teknologi ini dapat menjadi pedang bermata dua.
Ketiadaan batasan yang jelas dapat menghilangkan pandangan strategis manusia terhadap solusi yang lebih holistik dan jangka panjang.
Baca Juga: Gemini Academy dan Pengalaman Guru Memanfaatkan AI untuk Pembelajaran
Pelajar, misalnya, dapat kehilangan kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan tugas yang sebenarnya dirancang untuk melatih pemahaman mereka.
Jadi, kesimpulannya AI adalah alat yang sangat berguna jika digunakan dengan bijak.
Ketergantungan berlebihan pada teknologi ini dapat menurunkan kemampuan manusia dalam berpikir, mencipta, dan menilai.
Maka, penting bagi setiap individu, terutama pelajar, untuk memahami peran AI sebagai pendukung, bukan pengganti, dalam proses belajar dan bekerja.
Dengan etika dan kesadaran yang tepat, manusia dan AI dapat saling melengkapi tanpa merugikan satu sama lain.
Nah, sekarang Kawan Puan sudah tahu kan konsekuensi negatif dari penggunaan AI yang berlebihan.
Ada baiknya kamu mulai bijak dan penuh pertimbangan dalam memanfaatkan teknologi AI.
Jangan sampai terlalu bergantung pada AI, dan justru mengikis nurani alamiahmu sebagai manusia.
Baca Juga: Komdigi Siapkan 1 Juta Talenta AI, Menteri Meutya Hafid Ingin Menyasar Perempuan
(*)