Parapuan.co - Kreator konten, influencer, sekaligus praktisi gentle parenting Halimah kerap membagikan tips menerapkan pola asuh anak seperti yang ia lakukan.
Namun, gentle parenting rupanya masih cukup sulit untuk dilakukan para orang tua lantaran sangat bertolak belakang dengan pengasuhan yang mereka dapatkan dari ayah dan ibunya di masa lalu.
Gentle parenting adalah pengasuhan yang mengedepankan kelembutan, serta menekankan hubungan penuh empati, rasa hormat, dan pemahaman antara orang tua dan anak.
Seperti Halimah, pakar pengasuhan Chioma Fanawopo juga menerapkan gentle parenting yang dianggap dapat meningkatkan perkembangan dan kesejahteraan emosional anak.
Meski begitu, ternyata banyak orang tua yang sulit menerapkan konsep pengasuhan ini walau mereka tertarik melakukannya.
Mengapa orang tua cenderung kesulitan menerapkan gentle parenting? Simak informasinya sebagaimana merangkum Parents di bawah ini!
Mengapa Gentle Parenting Sulit Bagi Sebagian Orang Tua
Ada sebuah studi pada tahun 2024 yang dipublikasikan Research Square mengenai sulitnya menerapkan gentle parenting.
Studi yang ditulis Anne E. Pezalla dan Alice Davidson itu berjudul "Trying to remain calm…but I do reach my limit sometimes: An exploration of the meaning of gentle parenting".
Baca Juga: Bisakah Kita Menjadi Rumah Terbaik untuk Anak? Temukan Jawabannya di Arisan Parapuan
Berdasarkan studi tersebut, lebih dari sepertiga orang tua yang mengidentifikasi diri mereka sebagai orang tua gentle melaporkan ketidakpastian dalam pengasuhan dan kelelahan akibat tekanan untuk memenuhi standar pengasuhan tersebut.
Banyak orang tua merasa cemas dan meragukan apakah mereka sudah mengasuh dengan cara yang benar.
Tantangan dalam Gentle Parenting
Rupanya, kesulitan yang dirasakan orang tua dalam menerapkan gentle parenting tidak terlepas dari tantangan berikut:
1. Kepribadian Anak: Anak yang memiliki sifat keras kepala atau sangat sensitif dapat menguji kesabaran orang tua.
2. Kepribadian Orang Tua: Temperamen orang tua, pemicu stres, dan tingkat stres dapat mempengaruhi respons mereka terhadap anak.
3. Stres Lingkungan: Tekanan pekerjaan, masalah keuangan, atau kurangnya dukungan dapat membuat orang tua lebih sulit untuk tetap tenang saat menghadapi anak.
Hal ini diungkap oleh pakar pengasuhan anak, Lauren O'Carroll yang juga berspesialisasi pada ADHD (attention-deficit/hyperactivity disorder).
Lauren O'Carroll menambahkan bahwa tantangan dalam mengasuh anak dengan pendekatan ini semakin besar jika orang tua mengalami neurodiversitas, seperti ADHD atau kecemasan.
Baca Juga: Halimah Ungkap Pengalaman Memutus Siklus Toxic Parenting di Arisan Parapuan 15
Orang tua yang memiliki kondisi tersebut mungkin merasa kesulitan untuk mengatur diri dan memberikan respons yang tenang dalam situasi stres.
Mengatasi Tantangan Gentle Parenting
Meskipun gentle parenting menawarkan pendekatan yang lebih lembut, bukan berarti tidak ada kesulitan dalam menerapkannya.
Menyadari bahwa pengasuhan yang baik memerlukan kesabaran, penyesuaian, dan kesadaran diri, orang tua perlu belajar bagaimana meminta maaf ketika salah dan memberikan anak kesempatan untuk berbicara.
Hal ini bisa menjadi tantangan besar, terutama bagi orang tua yang tidak dibesarkan dengan contoh permintaan maaf.
Pada akhirnya, meskipun pengasuhan lembut penuh tantangan, tujuan utamanya adalah untuk membesarkan anak yang percaya diri, penuh rasa hormat, dan cerdas emosional.
Dengan kesabaran, adaptasi, dan kesadaran diri, orang tua bisa mencapai hasil yang luar biasa meskipun jalannya tidak mudah.
Apakah Kawan Puan juga menerapkan atau sedang berusaha mengasuh anak dengan gentle parenting?
Jika iya, teruslah berusaha dan jangan berhenti meski pernah lepas kendali, karena kamu tidak sendiri. Semangat!
Baca Juga: Terapkan Gentle Parenting, Ini Cara Ciptakan Ruang Aman bagi Anak Menurut Halimah
(*)