Bagi pasangan menikah, keintiman fisik yang diperkaya oleh koneksi emosional cenderung lebih memuaskan.
Tanpa keintiman emosional, hubungan fisik saja tidak cukup untuk menciptakan kedekatan mendalam antara dua individu.
Keintiman fisik dalam pernikahan yang sehat berfungsi sebagai "lem" yang mempererat pasangan, tetapi tetap membutuhkan fondasi kepercayaan dan koneksi emosional yang kuat.
Keintiman Emosional: Fondasi Cinta yang Tangguh
Berbeda dengan keintiman fisik, keintiman emosional melibatkan keterikatan mendalam yang tumbuh antara dua individu yang saling mencintai.
Hubungan cinta yang sehat tidak dapat bertahan tanpa adanya keintiman emosional. Keintiman emosional melibatkan:
1. Kepercayaan Penuh: Pasangan harus merasa aman untuk membuka diri, berbagi kerentanan, serta mengungkapkan kebutuhan dan ketakutan mereka tanpa rasa takut dihakimi.
2. Komunikasi yang Jujur: Percakapan yang mendalam, tanpa gangguan dari ponsel atau layar, membantu membangun keintiman emosional; memungkinkan pasangan saling memahami secara lebih mendalam.
3. Dukungan dan Empati: Ketika pasangan merasa didukung saat menghadapi masa sulit, keintiman emosional semakin kuat.