Parapuan.co - Viral di media sosial seorang perempuan asal Thailand meninggal dunia setelah mengeluhkan sakit leher.
Chayada Prao-hon atau Ping Chayada (20) merupakan penyanyi muda asal Thailand.
Sebelum meninggal dunia, Chayada sempat menjalani tiga kali pijat di panti pijat lokal.
Salah satu treatment yang ia dapatkan ialah memutar leher. Rupanya, treatment ini ia dapatkan usai mengeluh nyeri di leher dan pundaknya.
Namun, setelah menjalankan pemijatan, kondisi leher Chayada tak kunjung membaik malah keluhannya bertambah. Chayada merasakan tubuhnya kaku dan tidak bisa menunduk.
/photo/2024/12/12/6757a910b3664jpg-20241212071709.jpg)
Ia kemudian dirujuk ke beberapa rumah sakit di Thailand untuk mendapatkan perawatan.
Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya patah leher, namun Chayada didiagnosis menderita transverse myelitis (gangguan saraf karena peradangan di sumsum tulang).
Setelah dirawat di ICU RS Udonthani, Chayada meninggal dunia karena keracunan darah (sepsis).
Baca Juga: Nyeri Leher Setelah Bangun Tidur, 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya!
Berkaca dari apa yang dialami Chayada, berikut PARAPUAN akan membahas apa itu penyakit transverse myelitis.
Apa Itu Transverse Myelitis?
Merangkum dari laman Cleveland Clinic, transverse myelitis atau mielitis transversa adalah kondisi neurologis langka yang menyerang saraf akibat peradangan pada sumsum tulang belakang.
Peradangan ini sering kali merusak selubung mielin, yakni lapisan pelindung yang mengelilingi serabut saraf.
Di sisi lain, sumsum tulang belakang berfungsi sebagai penghubung antara otak dan seluruh tubuh.
Artinya jika terjadi kerusakan pada mielin, kondisi ini akan sangat berpengaruh pada pengiriman sinyal antara saraf tulang belakang ke bagian tubuh lainnya.
Hal inilah yang menyebabkan berbagai masalah seperti hilangnya sensasi, gerakan, dan kontrol tubuh.
Siapa yang Rentan Terkena Transverse Myelitis?
Baca Juga: Wanita Karir Alami Nyeri Leher? Simak Posisi Tubuh yang Baik saat WFH
Penyakit transverse myelitis rentang menyerang siapa pun di segala usia, termasuk perempuan dan anak-anak.
Meski demikian, penyakit ini lebih berisiko menyerang orang-orang berusia 10-19 tahun.
Ada juga yang didiagnosis penyakit transverse myelitis ketika berusia 30 sampai 39 tahun ke atas.
Tampaknya, transverse myelitis tidak bersifat genetik atau diturunkan dalam keluarga.
Sebagaimana yang dialami Chayada, transverse myelitis ditunjukkan dengan berbagai tanda.
Misalnya, rasa nyeri hebat, masalah otot dan pergerakan, hingga disfungsi seksual.
Jika kamu mengalami tanda-tanda transverse myelitis, segera kunjungi dokter untuk melakukan pengobatan.
Jaga kesehatan tubuhmu, Kawan Puan!
Baca Juga: 5 Obat Alami untuk Mengatasi Nyeri Leher, dari Es Batu hingga Beras
(*)