Parapuan.co - Kawan Puan, Kongres Perempuan Pertama di Yogyakarta pada 22 Desember 1928 menjadi tonggak sejarah kebangkitan gerakan perempuan Indonesia.
Momen tersebut menandai langkah awal perjuangan perempuan untuk berdiri setara dengan laki-laki dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Kongres ini juga menjadi dasar penetapan Hari Ibu melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1969 setiap tanggal 22 Desember.
Tahun 2024 ini, Peringatan Hari Ibu ke-96 diselenggarakan di pusat pemerintahan Kota Tangerang, Provinsi Banten, dengan dihadiri oleh Ibu Wakil Presiden, Selvi Ananda.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA), Arifah Fauzi, dalam sambutannya menegaskan bahwa Peringatan Hari Ibu adalah momen penting yang mengandung nilai sejarah perjuangan perempuan yang terus relevan hingga kini.
"Peringatan Hari Ibu (PHI) bukan sekadar Mother’s Day. Hari Ibu di Indonesia didasari oleh momentum Kongres Perempuan Pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang menjadi titik penting pergerakan perempuan," tegas Menteri PPPA Arifah Fauzi dalam siaran pers Kementerian PPPA yang dikutip PARAPUAN, Senin (23/12/2024).
"Ini menandai babak baru kebangkitan perempuan Indonesia untuk berorganisasi secara demokratis, tanpa membedakan agama, etnis, dan kelas sosial," imbuhnya.
"Hari Ibu tidak hanya untuk mengapresiasi jasa ibu dalam keluarga, tetapi juga peran, dedikasi, dan kontribusi perempuan bagi bangsa, negara, dan masyarakat," katanya lagi.
Tema Hari Ibu 2024: Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya
Baca Juga: Dalam Rangka Hari Ibu, Ini 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga
Peringatan Hari Ibu ke-96 mengusung tema "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045".
Menteri PPPA menjelaskan bahwa tema ini mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam membangun masa depan bangsa.
"Tema ini bukan hanya pengingat, tetapi juga panggilan untuk memperkuat peran perempuan di semua sektor," ujar Menteri PPPA.
"Dengan memberikan akses yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan politik, serta melindungi perempuan dari kekerasan, kita sedang membangun fondasi bagi Indonesia yang inklusif dan berdaya saing," tambahnya.
Empat Subtema untuk Mendorong Kesetaraan Gender
Dalam mendukung tema tersebut, terdapat empat subtema yang diselaraskan dengan Asta Cita Presiden:
1. Perempuan Bersuara: Mengajak perempuan untuk berani menyampaikan aspirasi, ide, dan gagasan demi kemajuan bangsa.
2. Perempuan Berdaya: Menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan, baik secara ekonomi, sosial, budaya, maupun dalam pengambilan keputusan.
3. Perempuan Peduli: Menyoroti kepedulian perempuan terhadap berbagai isu dalam masyarakat.
Baca Juga: Hari Ibu ke-96 Menekankan Peran Perempuan dan Solidaritas Menuju Indonesia Emas 2045
4. Perempuan Berbudaya: Mengapresiasi kontribusi perempuan dalam melestarikan budaya bangsa.
Peluncuran Program Ruang Bersama Indonesia (RBI)
Pada momen Peringatan Hari Ibu ke-96 ini, diluncurkan pula program Ruang Bersama Indonesia (RBI) sebagai pusat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Program ini memperkuat inisiatif Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) dengan peluncuran serentak di enam titik, yaitu Provinsi Banten, Jawa Timur, Jambi, Kalimantan Selatan, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur.
"Ruang Bersama Indonesia adalah gerakan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang memungkinkan perempuan memaksimalkan potensi dan perannya," ungkap Menteri PPPA.
"RBI juga menjadi ruang edukasi, termasuk memperkenalkan kembali nilai-nilai kearifan lokal sebagai solusi kreatif menghadapi tantangan digitalisasi," paparnya.
Peringatan Hari Ibu juga diwarnai dengan berbagai kegiatan inspiratif, seperti talkshow, seminar, kampanye sosial, hingga ziarah ke TMP Kalibata.
Menteri PPPA mengajak generasi muda untuk menjadikan perjuangan perempuan Indonesia sebagai inspirasi.
"Mari jadikan sejarah perjuangan perempuan sebagai motivasi untuk menciptakan karya besar yang mengangkat martabat bangsa. Dengan dukungan semua pihak, kita dapat menciptakan dunia yang lebih setara, khususnya bagi perempuan Indonesia. Perempuan Berdaya, Anak Terlindungi, Menuju Indonesia Emas 2045," tutup Menteri PPPA.
Baca Juga: 3 Film Indonesia yang Bertema Ibu, Terbaru Bila Esok Ibu Tiada
(*)