Parapuan.co - Berdasarkan laporan terbaru State of the Global Workplace 2024 oleh Gallup, pekerja di Indonesia tercatat memiliki tingkat stres harian paling rendah di Asia Tenggara.
Data menunjukkan bahwa hanya 16 persen pekerja Indonesia yang merasakan stres setiap harinya.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Myanmar sebesar 48 persen dan Filipina sebesar 46 persen.
Dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Indonesia masih unggul dengan selisih 5 persen lebih rendah.
Apabila dibandingkan dengan rata-rata stres pekerja di Asia Tenggara yang mencapai 25 persen, kondisi pekerja di Indonesia terlihat lebih santai.
Untuk tingkat global, Indonesia juga masuk dalam daftar negara dengan tingkat stres pekerja terendah.
Indonesia berada di posisi keempat setelah Uzbekistan dan Kirgizstan dengan masing-masing 12 persen, serta Kazakhstan dengan 15 persen.
Kondisi ini diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Budaya kerja lebih fleksibel, kehidupan sosial yang mendukung, serta manajemen stres lebih baik bisa membuat stres pekerja Indonesia menurun.
Baca Juga: PPN 12 Persen dan Tantangan Perempuan Pekerja di Sektor Nonformal
Namun, angka rendah ini juga bisa jadi mencerminkan tidak adanya pelaporan tekanan kerja oleh para pekerja.
Banyak pekerja mungkin tidak menyadari atau enggan mengakui bahwa mereka sebenarnya mengalami stres.
Di sisi lain, laporan Gallup juga menunjukkan bahwa pekerja di Indonesia memiliki angka kemarahan di tempat kerja yang cukup tinggi.
Sebanyak 20 persen pekerja Indonesia dilaporkan sering merasa marah saat bekerja, menempatkan Indonesia di urutan keempat di Asia Tenggara.
Myanmar berada di posisi tertinggi dengan 31 persen pekerja sering marah, diikuti oleh Laos dengan 28 persen, dan Filipina dengan 25 persen.
Posisi Indonesia kemudian diikuti oleh Kamboja dengan 19 persen dan Thailand dengan 18 persen.
Negara dengan tingkat pekerja yang paling jarang merasa marah adalah Vietnam, hanya 10 persen.
Fakta bahwa pekerja Indonesia minim stres tetapi sering marah menimbulkan pertanyaan.
Baca Juga: Lebih dari Separuh Pekerja Khawatir Kehilangan Pekerjaan karena Teknologi AI
Kondisi ini mungkin mencerminkan adanya masalah komunikasi di tempat kerja, beban kerja yang tidak seimbang, atau kurangnya penghargaan terhadap karyawan.
Meskipun tingkat stres yang rendah menjadi baik, tingkat kemarahan tinggi menunjukkan adanya tantangan lain untuk diperhatikan.
Dengan kondisi ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi contoh dalam menciptakan budaya kerja yang lebih sehat di kawasan Asia Tenggara.
Meski begitu, perlu ada perhatian khusus terhadap kesejahteraan emosional pekerja untuk memastikan bahwa lingkungan kerja tidak hanya meminimalkan stres, tetapi juga mendukung secara emosional.
(*)
Ken Devina