Kesepian dan Pendidikan Rendah, Pemicu Depresi pada Lansia Perempuan

Tim Parapuan - Senin, 30 Desember 2024
Penyebab lansia mudah marah.
Penyebab lansia mudah marah. Freepik

Kesepian ini seringkali mengarah pada perasaan terisolasi dan tidak dihargai, yang berpotensi meningkatkan risiko depresi.

Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan pada sebagian besar lansia perempuan juga menjadi hambatan besar dalam memberdayakan diri mereka untuk mengakses informasi atau peluang yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

Kondisi ini membuat mereka lebih rentan terhadap perasaan tidak berdaya dan putus asa.

Lilis juga menyoroti bahwa lansia perempuan yang masih bekerja, meskipun dalam kondisi fisik yang sudah menua, memiliki risiko depresi yang lebih tinggi.

Banyak perempuan lansia yang terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, meskipun mereka harus menghadapi kelelahan fisik dan mental yang semakin berat.

"Depresi dan kesepian pada perempuan lansia ini juga banyak faktornya, misal tinggal sendiri, pendidikan rendah, ataupun belum pernah menikah," jelas Lilis.

Kondisi ini semakin diperburuk dengan tekanan dari pekerjaan yang menuntut mereka untuk terus aktif bekerja, meskipun sudah memasuki usia senja.

Kondisi mental lansia perempuan ini perlu menjadi perhatian bersama.

Jika depresi pada lansia perempuan terus dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, maka dampaknya bisa sangat merugikan bagi kesehatan mereka, baik fisik maupun mental.

Baca Juga: Mencapai Rp750 Ribu, Ibu Hamil sampai Lansia Bakal Dapat Bansos PKH

Depresi yang tidak ditangani dengan baik dapat memperburuk kondisi kesehatan, bahkan meningkatkan risiko penyakit fisik yang lebih serius.

Oleh karena itu, perlu ada perhatian lebih dari keluarga, masyarakat, dan berbagai lembaga untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung kesejahteraan mental lansia perempuan.

Pemberdayaan dan peningkatan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan mental bagi lansia perempuan harus menjadi prioritas.

Dukungan sosial yang baik, baik dari keluarga maupun komunitas, dapat membantu mereka merasa lebih dihargai dan tidak terisolasi.

Selain itu, akses kepada layanan kesehatan mental yang lebih terjangkau dan mudah diakses oleh lansia perempuan juga harus diperhatikan.

Perempuan lansia berhak untuk hidup bahagia, merasa dihargai, dan tidak terisolasi.

Oleh karena itu, kita semua perlu lebih peka terhadap masalah kesehatan mental di kalangan lansia perempuan.

Selain itu, memberikan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan bermakna di usia senja mereka.

(*)
Ken Devina

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Kesepian dan Pendidikan Rendah, Pemicu Depresi pada Lansia Perempuan