Keterlibatan Andiniya dalam dunia musik tidak berhenti hanya pada pembuatan lagu.
Ia juga berkolaborasi dengan grup musisi penyandang disabilitas dalam berbagai acara, salah satunya di seminar tentang terorisme dan radikalisasi.
Dalam acara tersebut, Andiniya tampil bersama grup Deaf People Project yang terdiri dari musisi tunarungu dan tunanetra.
Kolaborasi tersebut menjadi simbol bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk berkarya.
Dalam dunia politik, Andiniya kini mengemban tugas besar sebagai anggota DPRD.
Ia terpilih untuk mewakili daerah pemilihan (dapil) 12 yang meliputi Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, dan Kota Tegal.
Di DPRD, Andiniya berkomitmen untuk memperjuangkan tiga isu utama, yaitu kesehatan, infrastruktur, dan pemberdayaan UMKM.
"Melihat kondisi UMKM, terutama di Brebes yang ekonominya tergolong paling rendah, saya menyadari bahwa kesejahteraan harus dimulai dari peningkatan ekonomi," tuturnya.
Baca Juga: Profil Victoria Kjaer, Pemenang Miss Universe 2024 dari Denmark
"Harapannya, UMKM dapat menyerap hingga 90 persen tenaga kerja," pungkasnya
Fokus Andiniya dalam bidang kesehatan juga mencakup masalah stunting yang menjadi tantangan besar di wilayah tersebut.
Ia menyadari bahwa masalah kesehatan yang belum teratasi berhubungan langsung dengan tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Andiniya juga memperhatikan pentingnya pembangunan infrastruktur sebagai pilar kemajuan suatu daerah.
Menurutnya, kualitas infrastruktur yang baik akan membuka akses lebih besar bagi masyarakat untuk berkembang dan meningkatkan taraf kehidupan mereka.
Infrastruktur yang baik juga akan memudahkan distribusi barang dan jasa, yang pada gilirannya akan mendorong perekonomian daerah.
Dengan latar belakang yang kuat di bidang seni dan kepeduliannya terhadap isu-isu sosial, Andiniya kini bertekad untuk membawa perubahan positif di Jateng.
Sebagai anggota DPRD, ia berharap dapat memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lebih banyak peluang bagi UMKM, dan memperbaiki kualitas hidup warganya melalui kebijakan yang lebih inklusif dan pro-rakyat.
(*)
Ken Devina