Mengenal Strawberry Parenting, Pola Asuh yang Selalu Menuruti Keinginan Anak

Saras Bening Sumunar - Selasa, 31 Desember 2024
Mengenal pola asuh strawberry parents.
Mengenal pola asuh strawberry parents. Deagreez

Parapuan.co - Kawan Puan, apakah kamu tipe orang tua yang selalu menuruti semua keinginan anak?

Jika iya, bisa jadi kamu termasuk strawberry parents lho.

Istilah strawberry parents atau strawberry parenting ini belakangan marak menjadi perbincangan di media sosial hingga memicu pro kontra.

Lantas, apa sebenarnya strawberry parenting itu?

Kawan Puan, strawberry parenting adalah bentuk pola asuh yang terlalu melindungi dan menuruti kemauan anak.

Istilah ini diambil dari karakteristik buat stroberi yang memiliki tampilan menarik dan manis dari luar, tapi sebenarnya rapuh dan mudah rusak di bagian dalamnya.

Bisa diartikan bahwa pola asuh strawberry parenting ini terlihat baik dari luar, padahal sebetulnya melemahkan kemandirian dan daya juang anak.

Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi, seorang Psikolog Klinis RS Dr Oen Solo Baru sekaligus pengajar di Universitas Setiabudi juga turut menyoroti pola asuh strawberry parenting ini.

"Ini pola asuh yang terlalu melindungi anak ya. Sebenarnya kalau dulu kan hampir sama dengan pola asuh permisif yang apa-apa boleh," ujar Yustinus dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: 5 Cara Orang Tua Bantu Anak Mencari Pekerjaan, Bukan Pakai 'Orang Dalam'

Bukan hanya itu, ia juga menambahkan bahwa pola asuh strawberry parenting memiliki kecenderungan orang tua melayani anaknya.

"Cenderung melindungi anak, apa-apa dilayani, apa-apa boleh, yang justru bukan menguatkan dia," imbuhnya.

Seperti apa dampak pola asuh strawberry parents?

1. Rendahnya Kemampuan Menghadapi Kesulitan

Pola asuh yang dilakukan para strawberry parents ini sering melindungi anak dari situasi sulit dengan harapan mereka selalu merasa nyaman.

Akibatnya, anak tidak terbiasa menghadapi tantangan atau mengambil risiko.

Ketika anak tumbuh dewasa, mereka cenderung mudah menyerah atau merasa kewalahan saat menghadapi tekanan.

2. Kurangnya Kemampuan Mengambil Keputusan

Baca Juga: Dua Aspek Penting dalam Toilet Training dan Dampaknya Jika Menunda

Orang tua yang selalu turun tangan untuk menyelesaikan masalah anak membuat anak kurang percaya diri dalam mengambil keputusan.

Ketika dihadapkan pada situasi mandiri, mereka sering merasa ragu atau takut salah.

3. Cenderung Bergantung pada Orang Lain

Pola asuh ini sering membuat anak terlalu bergantung pada orang tua atau orang lain dalam banyak aspek kehidupan.

Mereka mungkin kesulitan menjalani hidup mandiri, baik dalam hal emosional maupun finansial.

Kawan Puan, pola asuh strawberry parenting mungkin dilandasi niat baik untuk melindungi anak, tetapi dampaknya justru dapat merugikan perkembangan anak dalam jangka panjang.

Anak membutuhkan ruang untuk belajar menghadapi tantangan, membuat kesalahan, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Sebagai orang tua, penting untuk menemukan keseimbangan antara memberikan kasih sayang dan membiarkan anak belajar dari pengalaman hidup.

Baca Juga: Anak di Atas 7 Tahun Masih Mengompol? Kenali Penyebab dan Kapan Harus ke Dokter

(*)



REKOMENDASI HARI INI

3 Makanan yang Bantu Redakan Sakit Kepala Karena Dehidrasi atau Lapar