Gender Gap di Akhir Hayat: Perempuan Hadapi Kematian Sendirian hingga Perawatan Tak Setara

Citra Narada Putri - Senin, 6 Januari 2025
Perempuan hadapi kematian sendirian hingga perawatan akhir hayat yang bias gender.
Perempuan hadapi kematian sendirian hingga perawatan akhir hayat yang bias gender. (Boyloso/Getty Images)

Parapuan.co - Selama ini perempuan kerap dibebankan pada peran sebagai caregiver untuk merawat orang lain menjelang akhir hidupnya. 

Namun ironisnya, kebanyakan perempuan justru tidak mendapatkan dukungan yang sama di hari-hari terakhirnya.  

Ini adalah kenyataan pahit yang harus dihadapi banyak perempuan ketika mendekati akhir hidup mereka.

Perjalanan menuju kematian bagi perempuan ternyata tak senyaman seperti yang dialami oleh laki-laki. 

Sebuah penelitian oleh ICES di Kanada pada tahun 2019 mengungkapkan pola yang meresahkan dalam perawatan akhir hayat, yang mana gender kita dapat memengaruhi banyak hal secara signifikan.

Mulai dari cara kita mengelola rasa sakit hingga tempat menghabiskan hari-hari terakhir.

Dengan kata lain, penelitian yang dipublikasikan di JAMA Network Open tersebut mengungkapkan kesenjangan gender yang mencolok dalam cara kita merawat orang-orang di babak akhir kehidupan mereka.

Kesenjangan ini sudah ada sejak lama, yang mana perempuan cenderung menghadapi kematian sendirian, sering kali mendapati diri mereka menjadi janda dan terisolasi di tahun-tahun terakhir kehidupan mereka.

Kesendirian ini tidak hanya bersifat emosional, tetapi juga memiliki konsekuensi nyata dalam hal perawatan kesehatan.

Baca Juga: Pemberdayaan Perempuan di Asia Selatan: Kebijakan yang Dibutuhkan



REKOMENDASI HARI INI

Gender Gap di Akhir Hayat: Perempuan Hadapi Kematian Sendirian hingga Perawatan Tak Setara