Parapuan.co - Stunting menjadi salah satu tantangan serius yang dihadapi Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas hidup generasi mendatang.
Untuk itu, pengenalan golongan Keluarga Berisiko Stunting (KRS) menjadi langkah penting dalam mencegah dan menurunkan angka stunting.
Menurut Kemendukbangga (Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN), KRS adalah keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting pada anak.
Yuk, simak dulu informasi lengkap mengenai Keluarga Berisiko Stunting dan sasarannya seperti mengutip Instagram Kemendukbangga!
Apa Itu Keluarga Berisiko Stunting?
Keluarga Berisiko Stunting (KRS) merupakan keluarga yang menghadapi kondisi-kondisi yang berpotensi menghambat pertumbuhan anak secara optimal.
Faktor risiko stunting pada keluarga meliputi keluarga dengan kriteria sebagai berikut:
1. Anggota keluarga tertentu:
- Anak remaja putri.
- Calon pengantin.
- Ibu hamil.
- Anak usia 0-23 bulan.
- Anak usia 24-59 bulan.
2. Kondisi sosial ekonomi:
- Keluarga miskin.
- Pendidikan orang tua yang rendah.
Baca Juga: Bantu Hindari Risiko Stunting pada Anak, Asupan Protein Jadi Kunci
3. Kondisi lingkungan:
- Sanitasi yang buruk.
- Ketiadaan akses air minum layak.
Kehadiran faktor-faktor ini dalam suatu keluarga meningkatkan risiko stunting pada anak-anak di dalamnya.
Sasaran Keluarga Berisiko Stunting (KRS)
Dari data yang dihimpun Kemendukbangga, terdapat 42.990.996 keluarga yang masuk dalam kelompok sasaran KRS.
Antara lain keluarga dengan pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, atau memiliki balita.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 8.682.170 keluarga telah teridentifikasi sebagai keluarga yang memiliki risiko stunting, dengan rincian sebagai berikut:
- 1.488.046 keluarga berada di desil 1 (kategori miskin).
- 3.760.390 keluarga tidak memiliki jamban yang layak.
- 1.933.048 keluarga tidak memiliki akses air minum utama yang layak.
- 4.366.443 keluarga menghadapi kondisi "empat terlalu":
- Terlalu muda saat melahirkan.
- Terlalu tua saat melahirkan.
- Terlalu dekat jarak kehamilan antar anak.
- Terlalu banyak jumlah anak.
Stunting adalah masalah kompleks yang melibatkan berbagai aspek kehidupan. Melalui identifikasi Keluarga Berisiko Stunting (KRS), pemerintah dapat lebih fokus menyalurkan program dan intervensi yang sesuai.
Dengan upaya bersama, risiko stunting dapat ditekan sehingga anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
Baca Juga: Juara Bermedsos Tapi IQ Orang Indonesia Peringkat 130 dari 199 Dunia, Dihubungkan dengan Stunting
(*)