Secara tak disangka, Moko justru harus berperan sebagai orang tua tunggal untuk keponakan-keponakannya.
Dari situ, berbagai situasi sulit dan himpitan dihadapi oleh Moko. Belum lagi, Moko harus dihadapkan pilihan antara kehidupan cintanya dengan Maurin (Amanda Rawles), karier, atau keponakannya.
Film 1 Kakak 7 Ponakan seakan memberikan angin segar dalam perfilman Indonesia.
Ditambah lagi ketika pekerjaan domestik dan pengasuhan kerap dilakukan perempuan, lewat film ini sosok pemeran utamanya yang merupakan laki-laki akan melakukan pekerjaan tersebut.
Film 1 Kakak 7 Ponakan juga menyuguhkan sebuah kisah keluarga yang relevan dengan kehidupan kita dari semua generasi.
"Ada perubahan dalam hubungan keluarga yang terjadi ketika seseorang yang bukan ayah, melakukan salah satu tugas ayah, yakni memenuhi kebutuhan hidup," ujar Yandy Laurens.
"Baik yang dibantu maupun yang membantu merasakan kejanggalan itu. Kejanggalan-kejanggalan itu kemudian melahirkan pikiran-pikiran yang dirasa tabu untuk diungkapkan, film ini mencoba memberi ruang agar hal-hal tersebut dapat diutarakan," imbuhnya.
Sebagai karya adaptasi, film 1 Kakak 7 Ponakan juga memberikan homage bagi sinetron terdahulunya dengan menghadirkan adegan sederhana namun penuh kekuatan rasa.
Salah satu adegan yang berkesan ketika Moko bersama para keponakannya menyanyikan lagu 'Jangan Risaukan' diiringi denting piano tua di rumah mereka.
Adegan tersebut menyadarkan kita bahwa kebahagiaan tak harus tercipta dari peristiwa yang mahal, namun tetap terasa mewah kenangannya.
"Bibit ide ditanam oleh Arswendo Atmowiloto dalam sinetron 1 Kakan 7 Ponakan yang kemudian dikembangkan oleh Yandy ke dalam film layar lebar terasa menghadirkan kehangatan, keharuan, dan juga tawa," ujar Suyana Paramita, produser Cerita Films.
Baca Juga: Fakta Film 2nd Miracle In Cell No. 7 yang Tayang Saat Perayaan Natal 2024
(*)