Parapuan.co - Kawan Puan, nama aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek akhir-akhir ini mencuri perhatian.
DeepSeek adalah AI yang diluncurkan pada Januari 2024 dan langsung meraih popularitas global.
Aplikasi ini berhasil menempati puncak peringkat aplikasi gratis di Apple App Store di Amerika Serikat, Inggris, dan Tiongkok, mengalahkan aplikasi seperti ChatGPT.
Sebagaimana melansir Wion News, keberhasilannya disebut membuat Silicon Valley mulai mempertanyakan dominasi mereka di bidang kecerdasan buatan.
Dibangun menggunakan model open-source DeepSeek-V3, pengembang aplikasi ini mengklaim bahwa biaya pengembangan hanya sekitar 6 juta dolar AS—jauh lebih rendah dibandingkan dengan dana miliaran dolar yang biasanya dikeluarkan oleh perusahaan AI besar.
Keunggulan DeepSeek-R1
Pada awal bulan ini, DeepSeek memperkenalkan versi terbaru, DeepSeek-R1, yang disebut-sebut mampu menyaingi performa model canggih milik OpenAI.
Marc Andreessen, seorang kapitalis ventura Silicon Valley dan penasihat Donald Trump, bahkan menyebut DeepSeek-R1 sebagai "momen Sputnik AI"—merujuk pada peluncuran satelit pertama oleh Uni Soviet pada 1957, yang mengejutkan dunia.
Keberhasilan di Tengah Pembatasan Teknologi
Baca Juga: Lebih dari Separuh Pekerja Khawatir Kehilangan Pekerjaan karena Teknologi AI
Sejak 2021, pemerintah AS memperketat ekspor chip canggih ke Tiongkok.
Namun, pembatasan ini justru memacu inovasi di kalangan pengembang AI Tiongkok.
Dengan teknik yang kreatif, mereka berhasil menciptakan model AI seperti DeepSeek yang membutuhkan daya komputasi lebih rendah dan biaya produksi lebih murah.
Hal ini menunjukkan bahwa Tiongkok mampu bersaing meski menghadapi tantangan teknologi.
Dampak Ekonomi Global
Kehadiran DeepSeek memberikan dampak signifikan pada pasar saham.
Saham perusahaan AI besar di AS, seperti Nvidia, Microsoft, dan Meta, mengalami penurunan.
Bahkan saham perusahaan Eropa, seperti ASML (produsen peralatan chip asal Belanda) dan Siemens Energy, turut terdampak, masing-masing turun lebih dari 10 persen dan 21 persen.
Untuk menghadapi persaingan ini, sekelompok perusahaan teknologi AS dan investor internasional meluncurkan proyek The Stargate Project, yang akan menginvestasikan 500 miliar dolar AS untuk infrastruktur AI di Texas.
Baca Juga: Prediksi Tren Karier Tahun 2025: Apa yang Harus Dipersiapkan?
Pendiri DeepSeek: Liang Wenfeng
DeepSeek didirikan oleh Liang Wenfeng pada 2023, seorang lulusan teknik informasi dan elektronik dari Hangzhou, Tiongkok.
Sebelum mendirikan DeepSeek, Liang sudah memiliki pengalaman sebagai pendiri hedge fund yang juga menjadi pendukung finansial utama proyek ini.
Untuk mengembangkan teknologi DeepSeek, Liang mengakumulasi sekitar 50.000 chip Nvidia A100—yang kini dilarang diekspor ke Tiongkok—dan menggabungkannya dengan chip kelas bawah yang diimpor.
Strategi ini memungkinkan DeepSeek untuk berkembang tanpa tergantung pada pasokan chip canggih.
Dalam wawancara dengan The China Academy pada Juli 2024, Liang mengungkapkan bahwa mereka tidak menyangka biaya produksi menjadi perhatian utama dunia.
“Kami hanya menghitung biaya dan menetapkan harga sesuai dengan ritme kami sendiri,” ujarnya.
Masa Depan AI dengan Kehadiran DeepSeek
DeepSeek tidak hanya membuktikan kemampuan Tiongkok untuk bersaing dalam pengembangan AI tetapi juga mengubah lanskap global industri kecerdasan buatan.
Dengan teknologi yang lebih hemat biaya dan efisien, DeepSeek menjadi ancaman serius bagi dominasi tradisional Silicon Valley di pasar AI.
Aplikasi ini menunjukkan bahwa inovasi dapat berkembang meski dalam keterbatasan, sekaligus menginspirasi persaingan yang lebih sehat dan inklusif di dunia kecerdasan buatan.
Baca Juga: Dampak Positif AI terhadap Kehidupan Perempuan di Asia Tenggara
(*)