Parapuan.co - Kawan Puan yang punya anak balita mungkin sering merasa anak enggan ditinggal dan selalu ingin berada di dekatmu.
Pada balita, sifat lengket atau clingy sering terjadi, karena mereka membutuhkan sentuhan fisik atau kepastian bahwa orang tuanya tetap ada di sekitar mereka.
Bentuk clinginess ini bisa bermacam-macam, seperti mengikuti orang tua ke mana pun, menolak bermain sendiri, atau selalu ingin digendong sepanjang hari.
Sifat lengket pada balita sering kali berkaitan dengan tonggak perkembangan utama mereka.
Kecemasan perpisahan, keterampilan baru yang mereka pelajari, atau perubahan dalam lingkungan dapat berkontribusi pada perilaku ini.
Dengan memahami penyebab clinginess, orang tua dapat lebih mendukung anak mereka dalam melalui fase ini.
Kapan Balita Menjadi Clingy?
Melansir What to Expect, sifat clingy biasanya muncul pada usia tertentu ketika anak mencapai tonggak perkembangan penting. Berikut adalah beberapa tahapan umum:
1. Sekitar 9 bulan: Pada usia ini, bayi mulai memahami konsep object permanence, yaitu kesadaran bahwa benda atau orang tua mereka tetap ada meskipun tidak terlihat. Hal ini dapat memicu kecemasan perpisahan dan membuat mereka lebih lengket.
Baca Juga: Selain Menangis, Ini Tanda-Tanda Anak Balita Alami Separation Anxiety
2. 18 bulan - 2 tahun: Saat balita semakin mandiri dan mulai menjelajahi dunia di sekitar mereka, mereka juga bisa menjadi lebih clingy. Mereka masih membutuhkan rasa aman yang diberikan oleh orang tua.
3. 3 tahun ke atas: Clinginess bisa muncul saat anak menghadapi perubahan besar, seperti mulai masuk prasekolah atau pindah rumah.
Pada usia ini, mereka mulai memahami emosi yang lebih kompleks, tetapi mungkin belum memiliki kata-kata untuk mengekspresikannya.
Mengapa Balita Menjadi Clingy?
Jika putra atau putri Kawan Puan tiba-tiba menjadi lebih clingy, jangan khawatir! Berikut beberapa penyebabnya:
- Kecemasan perpisahan: Seiring bertambahnya usia, anak mulai menyadari bahwa dunia bisa terasa tidak terduga tanpa kehadiran orang tua di dekatnya.
- Tumbuh gigi: Rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat tumbuh gigi bisa membuat bayi lebih clingy karena mereka mencari kenyamanan ekstra dari orang tua.
- Kebiasaan menyusui: Jika anak masih menyusu, mereka mungkin mengandalkan momen menyusui untuk mendapatkan kenyamanan, yang membuat mereka semakin lengket dengan ibu mereka.
Bagaimana Clinginess Tampak pada Balita?
Baca Juga: Tetap Tenang, Ini 5 Cara Mengatasi Separation Anxiety Menurut Ahli
Jika bertanya-tanya apakah anakmu menunjukkan tanda-tanda clinginess, di bawah ini beberapa perilaku yang umum terjadi:
- Menolak untuk diturunkan atau dilepaskan.
- Menangis saat kamu meninggalkan ruangan.
- Selalu mengikutimu ke mana pun.
- Sulit tidur tanpa dipeluk atau digendong.
Cara Mengatasi Balita yang Clingy
1. Akui perasaan mereka: Berikan pelukan dan kenyamanan saat mereka merasa tidak aman, sehingga mereka tahu bahwa perasaan mereka dihargai.
2. Dorong kemandirian: Berikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan dengan aman agar kepercayaan dirinya meningkat.
3. Terapkan rutinitas yang konsisten: Jadwal yang teratur membantu anak merasa lebih aman dan mengurangi kecemasan mereka.
4. Latih perpisahan singkat: Mulailah dengan meninggalkan mereka sebentar untuk membantu mereka terbiasa dengan waktu terpisah.
5. Gunakan distraksi: Tawarkan mainan atau aktivitas yang menarik agar fokus mereka teralihkan.
6. Hindari memperkuat clinginess: Memberikan kenyamanan itu penting, tetapi jangan selalu menyerah pada setiap panggilan perhatian mereka.
Menghadapi Balita yang Clingy
- Ambil jeda sejenak untuk diri sendiri, misalnya menikmati secangkir kopi sambil anak bermain.
- Ajak anak bermain dengan teman sebaya atau dorong mereka untuk bermain sendiri untuk membiasakan diri dengan waktu tanpa orang tua.
Sifat clingy pada balita adalah bagian normal dari perkembangan mereka. Dengan kesabaran dan pendekatan yang tepat, anak akan belajar merasa lebih percaya diri dan mandiri seiring berjalannya waktu.
Baca Juga: Separation Anxiety pada Anak Viral di TikTok, Ini Tanda dan Solusinya
(*)