Parapuan.co - Setiap tahunnya, Hari Obesitas Sedunia atau World Obesity Day diperingati pada 4 Maret. Untuk diketahui bahwa Hari Obesitas Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya mencegah dan mengobati obesitas.
Pada dasarnya, obesitas bukan hanya masalah estetika saja, melainkan bisa menjadi pemicu masalah kesehatan kronis. Dilansir dari laman Medical Academic, obesitas disebabkan oleh interaksi kompleks antara beberapa faktor yang memengaruhi kelebihan berat badan.
Faktor-faktor ini meliputi jenis kelamin, kecenderungan genetik, hingga faktor lingkungan. Untuk diketahui bahwa perempuan memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi mengalami obesitas dibanding laki-laki.
Fenomena ini bukan hanya disebabkan oleh faktor gaya hidup, tetapi juga dipengaruhi oleh kombinasi kompleks antara hormon, metabolisme, genetika, dan perubahan fisiologis sepanjang hidup.
Seiring bertambahnya usia, banyak perempuan menghadapi tantangan dalam menjaga berat badan ideal. Perubahan hormon selama kehamilan, menopause, dan siklus menstruasi berkontribusi terhadap penyimpanan lemak tubuh yang lebih besar.
Ditambah lagi dengan faktor psikologis seperti stres dan tekanan sosial, keduanya sering mendorong kebiasaan makan emosional.Obesitas pada perempuan bukanlah masalah yang bisa dianggap enteng.
Kondisi ini meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, gangguan hormonal, hingga komplikasi kehamilan. Oleh karena itu, penting untuk memahami mengapa perempuan lebih rentan mengalami obesitas dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Mengapa Perempuan Rentan Alami Obesitas?
1. Kehamilan dan Pascamelahirkan
Baca Juga: Tanda Obesitas pada Perempuan Dewasa dan Bahayanya untuk Kesehatan