Satu hingga dua malam kurang tidur dapat menyebabkan:
- Lingkaran hitam di bawah mata
- Kulit tampak lebih pucat dan kusam
- Munculnya lebih banyak garis halus dan kerutan
Efek Jangka Panjang Alkohol pada Kulit
Konsumsi alkohol dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek yang lebih serius, termasuk peningkatan risiko infeksi kulit dan perubahan akibat penyakit hati.
1. Peningkatan Risiko Infeksi Kulit: Konsumsi alkohol yang berlebihan melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi kemampuan tubuh menyerap nutrisi penting.
Hal ini meningkatkan risiko infeksi kulit, baik bakteri maupun jamur. Selain itu, individu yang sering minum alkohol juga lebih rentan terhadap cedera yang bisa menyebabkan infeksi.
2. Peningkatan Risiko Kanker Kulit: Alkohol melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi pertahanan alami tubuh terhadap penyakit. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa alkohol dapat memperburuk efek sinar ultraviolet (UV) pada kulit, meningkatkan risiko kerusakan dan kanker kulit.
3. Perubahan Kulit Akibat Penyakit Hati: Penggunaan alkohol dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah hati seperti hepatitis dan sirosis.
Kondisi ini dapat menimbulkan perubahan pada kulit, termasuk:
- Jaundice (kulit menguning) akibat gangguan fungsi hati
- Kulit di sekitar mata menjadi lebih gelap
- Telangiektasia (pembuluh darah yang terlihat di wajah, leher, dan dada)
- Kulit gatal akibat penumpukan racun dalam tubuh
Pengaruh Alkohol terhadap Kondisi Kulit Tertentu
Baca Juga: Ini Kebiasaan Minum yang Memicu Gangguan Penggunaan Alkohol, Apa Saja?
Konsumsi alkohol yang rutin juga dapat memperburuk berbagai kondisi kulit, seperti:
1. Rosacea: Rosacea adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan kemerahan dan iritasi pada wajah. Alkohol dapat memperburuk gejala rosacea karena efeknya dalam melebarkan pembuluh darah.
2. Psoriasis: Psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan bercak kulit tebal dan bersisik. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko psoriasis dan membuatnya lebih sulit diobati karena melemahkan sistem kekebalan tubuh.
3. Dermatitis Seboroik: Kondisi ini menyebabkan bercak berminyak dan berkerak di kulit kepala dan wajah. Dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada individu yang sering mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar.
4. Porphyria Cutanea Tarda (PCT): PCT adalah kondisi kulit yang menyebabkan lesi lepuh setelah terpapar sinar matahari. Konsumsi alkohol merupakan salah satu penyebab utama penyakit ini.
5. Eksim Diskoid (Nummular Dermatitis): Penyakit ini lebih sering terjadi pada individu yang menyalahgunakan alkohol, terutama jika mereka juga mengalami gangguan fungsi hati.
Alkohol dapat memberikan berbagai dampak negatif pada kulit, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Efek sementara seperti dehidrasi dan kemerahan dapat muncul setelah satu malam minum alkohol, sementara dampak jangka panjang termasuk peningkatan risiko infeksi, kanker kulit, serta perubahan kulit akibat penyakit hati.
Selain itu, alkohol dapat memperburuk kondisi kulit tertentu seperti rosacea dan psoriasis. Untuk menjaga kesehatan kulit, disarankan untuk membatasi konsumsi alkohol sesuai dengan pedoman kesehatan, yaitu tidak lebih dari 1 minuman per hari untuk perempuan dan 2 minuman per hari untuk laki-laki.
Jika mengalami masalah kulit yang berkaitan dengan alkohol, berkonsultasi dengan dokter atau dermatologis bisa menjadi langkah yang tepat. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca Juga: 2 Kandungan pada Pelembap yang Wajib Dihindari, Bisa Bikin Keriput
(*)