Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Dampak Perubahan Iklim Kian Ekstrem, Ini Langkah-Langkah untuk Menyelamatkan Bumi

Citra Narada Putri - Rabu, 5 Maret 2025
Langkah menyelamatkan lingkungan.
Langkah menyelamatkan lingkungan. (invincible_bulldog/iStockphoto)

Parapuan.co - Masalah lingkungan hidup yang serius, termasuk pemanasan global, pencemaran, deforestasi, dan hilangnya keanekaragaman hayati, terus memengaruhi planet Bumi. Studi yang diterbitkan di Nature Climate Change menunjukkan bahwa ambang batas pemanasan global 1,5°C telah dilampaui, dengan proyeksi puncak pada tahun 2024, yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca.

Tak sampai di situ, berdasarkan penelitian oleh 15.000 ilmuwan dari 161 negara yang dituangkan dalam jurnal BioScience, memprediksikan bahwa bencana global yang dahsyat akan terjadi pada akhir abad ini. Menurut pengamatan mereka, perubahan iklim semakin ekstrem dan akan makin mengancam kelangsungan hidup makhluk yang ada di bumi.

Untuk di Tanah Air sendiri, menurut analisis BMKG (per 1 Februari 2025), terdeteksi adanya gangguan atmosfer di selatan Indonesia. Khususnya di Samudra Hindia selatan Banten dan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB), berupa Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S. 

Keberadaan dua bibit siklon tersebut berdampak pada kondisi meteorologis di wilayah pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur. Kondisi ini berpotensi meningkatkan kejadian cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang, serta gelombang laut yang tinggi.

Dampak mengerikan dari perubahan iklim ekstrem dapat memicu kepunahan massal di Bumi. Meskipun demikian, kita masih memiliki kesempatan untuk mencegahnya dengan aksi kolektif. Berikut adalah beberapa langkah nyata yang lebih spesifik yang bisa kita lakukan:

1. Lebih Efisien Menggunakan Air

Krisis air bersih merupakan permasalahan global yang memerlukan solusi segera. Efisiensi penggunaan air adalah salah satu strategi utama. Implementasinya dapat dilakukan melalui tindakan-tindakan seperti:

  • Penutupan keran saat tidak digunakan
  • Penggunaan shower dengan efisiensi air
  • Pengumpulan air hujan, dan
  • Perbaikan kebocoran pipa.

2. Penanaman Pohon di Perkotaan

Deforestasi yang berkelanjutan menyebabkan penurunan kapasitas bumi dalam penyerapan karbon dioksida. Selain penanaman pohon di lingkungan rumah, partisipasi dalam program penghijauan kota dapat dilakukan melalui penanaman pohon di taman kota dan pembuatan kebun vertikal di bangunan bertingkat.

Baca Juga: Jejak Digital Bisa Pengaruhi Perubahan Iklim, Ini Cara Penggunaan Gadget yang Go Green

3. Hemat Energi

Penggunaan listrik yang berlebihan berkontribusi terhadap emisi karbon. Mulailah dengan mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, menggunakan lampu LED hemat energi, dan mempertimbangkan pemasangan panel surya untuk mengurangi ketergantungan pada listrik berbasis bahan bakar fosil.

Implementasi hal tersebut telah dilakukan oleh Vinilon Group, sebuah perusahaan penyedia solusi sistem perpipaan yang telah beroperasi selama 46 tahun di Indonesia. Sejak tahun 2022, Vinilon Group sudah menerapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk operasional di kedua pabriknya (Cileungsi & Mojokerto).

Kedua PLTS tersebut memiliki kapasitas total 1,4 Megawatt Peak (MWp) dan mampu menghasilkan kapasitas listrik hingga 1.650.384 kWh per tahun. Langkah ini mampu mereduksi sekitar 1.289 ton emisi karbon per tahun dari kegiatan produksi Vinilon, sehingga mampu mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi karbon secara signifikan.

4. Pakai Produk Ramah Lingkungan

Salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan adalah penggunaan plastik sekalj pakai. Maka untuk mengatasinya, kita bisa menggunakan dengan produk yang lebih ramah lingkungan. Misalnya seperti  membawa tas belanja kain, menggunakan botol minum reusable, memilih produk yang dikemas dalam bahan biodegradable, serta menggunakan peralatan makan dan sedotan dari bahan daur ulang.

Selain barang-barang yang sering kita gunakan sehari-hari, ternyata ada barang yang sangat penting namun sering terlewat untuk diperhatikan, yaitu pipa. Memakai pipa yang ramah lingkungan bisa menjadi salah satu langkah sederhana untuk menyelamatkan bumi.

Pipa uPVC, HDPE, PPR dari Vinilon yang bisa didaur ulang dan bebas timbal, aman digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, air minum, dan sistem sanitasi. Bahkan pipa HDPE produksi Vinilon juga telah dilakukan pengujian dan telah terbukti food grade.

Sertifikasi Green Label Indonesia juga sudah dikantongi Vinilon Group untuk 6 produknya, yaitu Pipa HDPE untuk air minum, Sambungan Pipa HDPE untuk air minum, Pipa uPVC SNI untuk air minum, Pipa uPVC JIS untuk air buangan, dan Sambungan Pipa uPVC JIS untuk air buangan.

Pipa ramah lingkungan dari Vinilon.
Pipa ramah lingkungan dari Vinilon.

Baca Juga: Cerita Sukses UMKM Lokal yang Usung Produk Ramah Lingkungan

5. Edukasi Peduli Lingkungan

Penyebaran kesadaran lingkungan perlu ditingkatkan secara signifikan. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui penyampaian informasi melalui media sosial, penyelenggaraan kampanye lingkungan, dan pendidikan dini mengenai pentingnya pelestarian alam.

Aksi kolektif ini akan mempercepat perubahan positif bagi lingkungan dan menghasilkan dampak yang lebih terukur.

Kerusakan lingkungan tidak bersifat ireversibel. Melalui implementasi langkah-langkah konkret, kita masih memiliki potensi untuk mencegah "kiamat dini". Setiap tindakan, meskipun minimal, memberikan kontribusi signifikan terhadap masa depan planet ini. Mari kita berkolaborasi demi Bumi yang lebih sehat, hijau, dan lestari.

(*)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.



REKOMENDASI HARI INI

Mencegah Haus saat Puasa, Hindari Konsumsi Makanan Ini Ketika Sahur