5 Fase yang Dialami Perempuan Ketika Menghadapi Perceraian Rumah Tangga

Saras Bening Sumunar - Jumat, 7 Maret 2025
Fase yang dialami perempuan ketika menghadapi perceraian.
Fase yang dialami perempuan ketika menghadapi perceraian. (iStock/PonyWang)

Parapuan.co Perceraian adalah salah satu pengalaman emosional dan transformatif yang bisa dialami seorang perempuan. Tidak hanya sekadar berpisah dari pasangan, perceraian membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan emosional, sosial, finansial, bahkan spiritual.

Banyak perempuan yang mengalami berbagai fase setelah perceraian, mulai dari keterpurukan hingga akhirnya menemukan kembali makna hidup. Setiap individu tentu memiliki cara berbeda dalam menghadapi perpisahan ini, tetapi ada pola umum yang sering terjadi.

Fase-fase ini bukanlah tahapan yang harus dilewati secara berurutan, karena proses penyembuhan emosional bersifat unik bagi setiap orang. Namun, memahami fase-fase ini dapat membantumu menghadapinya dengan lebih baik dan menemukan kembali kekuatan dalam dirimu.

Menurut laman My Coach Dawnada beberapa fase yang umum dilalui perempuan dalam menghadapi perceraian. Adapun uraian terkait fase-fase tersebut, yakni:

1. Fase Syok atau Penyangkalan

Pada tahap awal, banyak perempuan yang merasa sulit percaya bahwa pernikahan mereka benar-benar telah berakhir. Walaupun proses perceraian sudah berjalan lama, tetap ada perasaan seperti berada dalam mimpi buruk.  Syok ini mungkin membuatmu merasa bingung, mati rasa, bahkan berharap semuanya bisa kembali seperti semula.

2. Fase Kesedihan dan Kehancuran Emosional

Ketika kamu mulai menerima perceraian, perasaan sedih yang mendalam mulai muncul. Kamu mungkin merasa kehilangan identitas, terutama jika pernikahan telah berlangsung lama. Koneksi yang cukup lama ini akhirnya membuat banyak aspek hidupmu terikat dengan pasangan.

Kesedihan ini bisa sangat intens, bahkan menyerupai proses berduka karena kehilangan orang yang dicintai. Perasaan kesepian, marah, kecewa, dan ketakutan terhadap masa depan sering muncul di fase ini. Pada titik ini, menangis dan merasa tidak berdaya adalah hal yang wajar.

Baca Juga: Sherina Gugat Cerai Baskara, Ini Penyebab Rumah Tangga Bisa Bubar



REKOMENDASI HARI INI

IWD 2025, Komnas Perempuan Soroti Budaya Patriarki dan Diskriminasi Gender dalam Politik