5 Fase yang Dialami Perempuan Ketika Menghadapi Perceraian Rumah Tangga

Saras Bening Sumunar - Jumat, 7 Maret 2025
Fase yang dialami perempuan ketika menghadapi perceraian.
Fase yang dialami perempuan ketika menghadapi perceraian. (iStock/PonyWang)

Banyak perempuan juga mengalami perubahan fisik akibat stres emosional, seperti sulit tidur, nafsu makan menurun, atau kelelahan yang berkepanjangan. Jika dibiarkan terlalu lama, fase ini bisa berkembang menjadi depresi.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional jika diperlukan.

3. Fase Kemarasahan dan Kebingungan

Setelah kesedihan mereda, muncul perasaan marah. Kamu mungkin merasa dikhianati, tidak dihargai, atau kecewa dengan keputusan yang telah diambil. Kemarahan ini bisa ditujukan kepada mantan pasangan, diri sendiri, atau bahkan keadaan yang dirasa tidak adil.

Fase ini bisa menjadi momen di mana Kawan Puan mulai mempertanyakan banyak hal:

"Mengapa pernikahan ini gagal?"

"Apakah aku telah melakukan kesalahan?"

"Bagaimana jika aku membuat keputusan yang berbeda dahulu?"

Baca Juga: Mitos Keliru Tentang Perceraian yang Dipercaya Pasangan yang Punya Anak

Rasa marah ini bisa menjadi bahan bakar untuk mencari solusi dan bangkit, tetapi jika tidak dikendalikan, kemarahan juga bisa merusak. Oleh karena itu, menyalurkan emosi ini ke hal-hal positif seperti olahraga, menulis jurnal, atau berkonsultasi dengan terapis bisa sangat membantu.

4. Fase Penerimaan

Seiring berjalannya waktu, kamu mulai menerima kenyataan bahwa hidup harus terus berjalan. Di fase ini, Kawan Puan tidak lagi melihat perceraian sebagai akhir dari segalanya, melainkan sebagai bagian dari perjalanan hidup yang membentuk dirimu.

Kamu mungkin mulai membangun kembali aspek-aspek yang sempat goyah, seperti karier, keuangan, atau hubungan sosial. Di fase ini, banyak perempuan justru mulai fokus pada pengembangan diri, mengeksplorasi hobi baru, bahkan menemukan kembali impian yang dulu terlupakan.

Pada tahap ini, kamu juga lebih mampu melihat kembali pernikahan yang telah berlalu dengan perspektif lebih objektif. Kamu menyadari bahwa ada pelajaran berharga yang bisa diambil dan mulai merencanakan masa depan dengan lebih percaya diri.

5. Fase Pemulihan

Di titik ini, perempuan yang mengalami perceraian telah benar-benar berdamai dengan masa lalu dan merasa lebih kuat secara emosional. Kamu tidak lagi dipenuhi oleh perasaan dendam atau kesedihan yang mendalam. Sebaliknya, kamu mulai melihat perceraian sebagai awal yang baru.

Baca Juga: Perempuan Perlu Membahas Keuangan dengan Pasangan Sebelum Menikah

(*)



REKOMENDASI HARI INI

3 Fakta Hari Perempuan Internasional yang Masih Jarang Diketahui