Mengapa Perempuan Lebih Rentan Jadi Korban Penipuan Keuangan di Dunia Digital?

Saras Bening Sumunar - Rabu, 19 Maret 2025
Kenapa perempuan rentan jadi korban penipuan keuangan?
Kenapa perempuan rentan jadi korban penipuan keuangan? Thai Liang Lim

Parapuan.co - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pengaduan masyarakat terkait penipuan akan meningkatkan menjelang Lebaran 2025. Bahkan berdasarkan data dari Satuan Tugas Pemberantasan Keungan Ilegal (Satgas Pasti), per Januari 2025 terdapat 379 laporan dan Februari 2025 sebanyak 409 laporan.

Sementara itu berdasarkan data layanan pengaduan masyarakat yang diterima OJK pada pekan ketiga dan keempat Februari 2025, terdapat 1.512 pengaduan terkait social engineering. "Data yang dimaksud itu kita lihat mengalami peningkatan dibandingkan data pengaduan tahun sebelumnya, yatu 1.033 pengaduan," ujar Frederica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK dikutip dari Kompas.com.

Perempuan yang akrab disapa Kiki ini juga mengatakan bahwa di bulan Ramadan, masyarakat akan memiliki banyak kebutuhan. Momen ini kemudian dimanfaatkan oleh oknum penipuan untuk melancarkan aksinya, termasuk di dunia digital.

"Nantinya para penipu itu akan menawarkan pinjaman online ilegal dengan iming-iming verifikasi cepat dan lainnya yang cukup menggiurkan, sehingga akhirnya masyarakat masuk ke dalam skema tersebut," imbuhnya.

Bukan itu saja, belakangan juga viral penipuan di dunia digital yang menimpa perempuan warga Kota Pekalongan, Rindika Putri (23). Ia menjadi korban penipuan di Facebook dengan modus menjual sepeda listrik. Karena kejadian tersebut, Putri harus kehilangan uangnya sebesar Rp1.650.000.

Tak terima, Putri akhirnya melaporkan peristiwa yang ia alami ke Polres Pemalang. Namun sayangnya, laporan tersebut justru ditolak oleh kepolisian. Berkaca dari pengalaman tersebut, dunia digital telah membawa banyak kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal transaksi keuangan, investasi, dan manajemen finansial. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi, terdapat ancaman yang tidak bisa diabaikan, salah satunya adalah penipuan keuangan.

Fenomena ini telah berkembang pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi digital dan penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari. Modus kejahatan finansial di era digital semakin canggih, mulai dari skema investasi palsu, penipuan berbasis asmara (romance scam), hingga phishing dan penipuan berbasis identitas.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa saja faktor yang menyebabkan perempuan lebih sering menjadi korban? Merujuk dari laman Yahoo Financeberikut penjelasan lengkapnya!

Andres Pickett, seorang pengacara dan pendiri Andrew Pickett Law, menjelaskan alasan mengapa perempuan lebih rentan menjadi korban penipuan keuangan di dunia digital. "Perempuan sering menjadi sasaran karena kombinasi berbagai faktor, termasuk kecenderungan lebih besar untuk mempercayai orang lain," ujar Andrew. 

Baca Juga: Perempuan Jadi Korban Penipuan Keuangan? Segera Lakukan 5 Hal Ini

Sumber: Kompas.com,Yahoo Finance
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri


REKOMENDASI HARI INI

Mengapa Perempuan Lebih Rentan Jadi Korban Penipuan Keuangan di Dunia Digital?