Sukses Bangun Puluhan Toko di Seluruh Indonesia, Ini Perjalanan Bisnis Fashion Gaudi

Citra Narada Putri - Jumat, 21 Maret 2025
Perjalanan bisnis fashion Gaudi hingga bisa memiliki puluhan toko di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Perjalanan bisnis fashion Gaudi hingga bisa memiliki puluhan toko di hampir seluruh wilayah Indonesia. (Gaudi)

Parapuan.co - Kawan Puan yang suka berbelanja busana pasti tak asing dengan brand fashion lokal Gaudi. Brand lokal ini telah banyak membuka toko di berbagai kota di seluruh Indonesia. 

Tak heran jika brand lokal ini memiliki banyak toko di berbagai kota, karena memang pakaian yang ditawarkan banyak disukai oleh generasi muda dan dengan harga yang terjangkau. Selain itu, desainnya juga dinilai selalu relevan dengan tren fashion yang berlaku di kalangan anak muda. 

Di balik kesuksesannya memiliki banyak toko, Gaudi awalnya dibangun secara kecil-kecilan oleh Janet Dana dan Nathalia Napitupulu pada tahun 2003. Kehadirannya dua dekade lalu turut kembali menghidupkan industri fashion lokal di tengah gempuran brand asing yang masuk ke tanah air. 

"Saya sempet tinggal di Australia. Saat itu, saya lihat industri fashion Australia kok sangat bisa berkembang. Sementara brand-brand internasional yang masuk (ke Australia) enggak begitu besar," cerita Janet dalam acara TikTok dan Tokopedia-TikTok Shop Bicara Tren Ramadan 2025 yang dihadiri PARAPUAN (17/3/2025). 

Ia pun menilai bahwa brand lokal di Indonesia juga seharusnya bisa berkembang kompetitif dengan brand asing yang masuk ke Tanah Air. "Kenapa sih kita enggak buat brand sendiri, brand lokal yang bisa kita banggain, yang semua-muanya dibuat lokal," cerita Janet. 

Dari situlah ia mulai membuat brand fashion lokal yang dinamainya Gaudi. Karena orang tua Nathalia Napitupulu sudah berkecimpung di industri mode, akhirnya semakin memantapkan hati kedua perempuan inspiratif ini untuk membangun brandnya sendiri, yang semua elemen produknya dibuat di Indonesia.   

"Pada saat tahun 2003 itu, kita buka toko kecil pertama kali di Plaza Semanggi dan Mal Taman Anggrek. Dari situ, dengan konsep retailnya ternyata dapat respon yang baik sekali, padahal kita (Janet dan Nathalia) masih fresh graduate," cerita Janet.   

Dengan respon yang sangat baik dari pasar menyambut brand fashion lokal, Gaudi pun berhasil membuka sepuluh toko dalam waktu satu tahun. Dan seiring berjalannya waktu hingga lebih dari dua dekade, kini Gaudi sudah memiliki 30 toko yang tersebar di seluruh Indonesia, serta memberdayakan lebih dari 300 karyawan yang mayoritas perempuan.

Gaudi mengusung nilai Proudly Local, dimana bahan yang digunakan 100% berasal dari Indonesia. Penjahit yang diberdayakan pun seluruhnya lokal, berasal dari Bogor, Ciawi, Sukabumi, dan Malang.

Baca Juga: Seluruh Komponen Dibuat di Dalam Negeri, Brand Lokal Ini Cetak Rekor MURI

Gaudi juga kerap mengadakan kegiatan sosial, seperti menanam pohon, membersihkan sungai, hingga berdonasi untuk masyarakat yang membutuhkan. Pandemi menjadi hantaman besar bagi Gaudi yang sebelumnya fokus berjualan offline.

Walau kini sudah memiliki puluhan toko di hampir seluruh wilayah Indonesia, bukan berarti Gaudi tumbuh besar tanpa tantangan. Diakui Janet, pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu menghantam bisnisnya sangat keras, hingga ia harus terpaksa merumahkan sejumlah karyawannya saat itu.

Selain itu, diakui Janet, pada saat pandemi industri fashion sudah semakin dinamis. "Brand-brand internasional sudah mulai banyak dateng, brand lokal lainnya juga berkembang menghadirkan pesaing-pesaing baru. Tantangannya adalah bagaimana kita sustain, bisa terus mempertahankan brand image dan brand positioning kita," jelas Janet.  

Namun tantangan-tantangan itu tak membuat Gaudi tumbang. Seperti diyakini Janet, what doesn't kill you, makes you stronger. "Apa yang tidak bisa membuat perusahaanmu mati, itu yang akan membuat kamu terus bertahan. Kami terus memikirkan cara untuk terus berjuang, karena kita kan juga punya karyawan," ceritanya. 

Maka untuk mempertahankan bisnisnya di tengah tantangan-tantangan yang hadir, Gaudi menjajal platform e-commerce seperti Tokopedia dan TikTok Shop. Termasuk menciptakan produk yang relevan dengan pandemi, seperti masker. Melalui upaya ini, bisnis Gaudi perlahan kembali stabil.

“Saat ini, Gaudi memberdayakan kreator dalam membantu mempromosikan dan memasarkan produk. Kreator mendorong kelahiran berbagai ‘hero product’ lewat konten video yang menarik dan relevan dengan era ini," jelas Janet. 

Berkat kolaborasi bersama affiliate content creators dan pemanfaatan fitur LIVE di TikTok, tahun lalu penjualan Gaudi di TikTok Shop melonjak dua kali lipat. Tahun ini, Gaudi berpartisipasi dalam Ramadan Ekstra Seru dan berkat ini, transaksi Gaudi melesat 2 kali lipat dibandingkan hari biasa.

(*)

Baca Juga: Brand Lokal Ini Ungkap Strategi Manfaatkan Interaksi Digital untuk Tingkatkan Penjualan



REKOMENDASI HARI INI

Sukses Bangun Puluhan Toko di Seluruh Indonesia, Ini Perjalanan Bisnis Fashion Gaudi