Parapuan.co - Apakah Kawan Puan pernah melihat beberapa perempuan cenderung bergantung kepada seseorang yang dianggap lebih kuat seperti pria? Jika demikian, bisa jadi ia mengalami sindrom cinderella complex.
Sebagian orang menganggap bahwa sindrom cinderella complex adalah situasi yang wajar dialami perempuan. Padahal sebenarnya, situasi ini dipicu karena berbagai faktor kompleks, termasuk stigma masyarakat yang selalu memandang perempuan sebagai manusia lemah.
Bukan hanya itu, cinderella complex juga sangat berkaitan dengan pola asuh orang tua semasa kecil. Untuk lebih lengkapnya, berikut PARAPUAN merangkum tentang sindrom cinderella complex yang saat ini banyak dibicarakan.
Apa itu Cinderella Complex?
Istilah cinderella complex pertama kali diperkenalkan oleh Collette Dowling, seorang terapis asal New York pada tahun 1981 lalu. Istilah ini muncul dalam bukunya yang bertajuk "The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence".
Dalam bukunya, Collete Dowling menjelaskan bahwa cinderella complex adalah sebuah sindrom yang terjadi ketika perempuan memiliki kecenderungan bergantung pada orang lain, terutama pada pria atau pasangannya.
Kondisi ini dialami perempuan karena sejak kecil, ia tidak dididik untuk menghadapi ketakutan dan masalahnya sendiri. Walaupun belum dikategorikan sebagai masalah kesehatan mental, namun sebagian orang yang mengalami sindrom ini kerap dihubungkan dengan gangguan psikologis tertentu, misalnya seperti gangguan dependen atau tidak bisa mandiri.
Apa Penyebab Utama Cinderella Complex?
Menurut International Journal of Psychology, penyebab utama perempuan yang mengalami sindrom cinderella complex karena stereotip bahwa perempuan hanya sebagai pihak yang menerima, sementara pria dianggap sebagai pihak memberi.
Baca Juga: Mengenal Istilah Baru Pola Asuh Fafo Parenting, Akankah Jadi Tren?