Sebab stereotip inilah, sebagian orang tua mengasuh anak perempuannya dengan lebih protektif dan minim tekanan. Alhasil, anak perempuan cenderung berpikir bahwa akan ada orang lain yang selalu membantu jika mereka dihadapkan pada kesulitan. Pada akhirnya, anak perempuan tidak mampu membangun identitas diri yang kuat untuk menjalani kehidupan pribadi.
Selain pola asuh orang tua yang mungkin cenderung memanjakan anak perempuannya, sejumlah faktor lain juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami cinderella complex, seperti:
- Pengaruh lingkungan sosial yang sering merendahkan dan mengisolasi wanita.
- Menderita gangguan kesehatan mental tertentu, misalnya seperti borderline personality disorder atau gangguan kepribadian dependen.
Bagaimana Tanda Sindrom Cinderella Complex?
Merujuk dari laman Health Grades, ada beberapa tanda yang menunjukkan perempuan memiliki sindrom cinderella complex. Walaupun belum ada penelitian resmi, perempuan dengan sindrom ini mungkin mengalami:
- Mengambil keputusan berdasarkan persetujuan pasangan.
- Merasa cemas jika harus sendirian.
- Merasa sulit atau tidak bisa mengambil keputusan besar dalam hidupnya.
Baca Juga: Mengenal Istilah Tradwife dan Bedanya dengan Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga
- Lebih memiliki peran sebagai ibu rumah tangga daripada mengembangkan karier.