Parapuan.co - Dalam hubungan romantis, topik tentang love language atau bahasa cinta menjadi hal yang sangat populer dan sering dibicarakan. Banyak orang percaya bahwa memahami dan menerapkan love language pasangan adalah kunci dari hubungan yang langgeng dan harmonis.
Namun, seiring berjalannya waktu, konsep ini juga kerap disalahartikan atau diterapkan secara sempit. Ada banyak asumsi yang berkembang dari konsep tersebut yang tidak semuanya benar, bahkan beberapa di antaranya menjadi mitos yang dipercaya secara luas.
Hal inilah yang membuat sebagian pasangan justru mengalami kesalahpahaman, kekecewaan, atau merasa tidak cukup dimengerti dalam hubungan mereka padahal akar persoalannya adalah karena konsep yang diterapkan tidak dipahami secara utuh.
Melansir dari laman Today, sejumlah pakar hubungan dan psikolog mulai membedah ulang bagaimana konsep love language seharusnya dipahami, serta menyoroti beberapa kesalahan besar yang sering dilakukan orang dalam menginterpretasikannya.
1. Setiap Pasangan Punya Love Language yang Sama
Adora Winquist, seorang penulis sekaligus pakar hubungan mengatakan bahwa sepasang kekasih belum tentu memiliki love language atau bahasa cinta yang sama. Di sisi lain, banyak yang berasumsi bahwa pasangan mereka ingin menerima kasih sayang dengan cara yang sama seperti mereka.
"Banyak klien mengatakan 'saya suka semua ini, jadi saya melakukannya untuk pasangan saya'. Dan pasangan mereka berkata 'tapi itu bukan love language saya. Saya tidak bisa merasakannya'," jelas Adora Winquist.
2. Memberikan Hadiah Mahal
Jika pasanganmu memiliki love language receiving gift, bukan berarti kamu harus memberikan barang-barang mewah dan mahal. Sayangnya, masih banyak orang yang percaya akan hal ini. Hadiah untuk pasangan dengan love language receiving gift tidak harus mahal. Mereka bisa datang dalam berbagai bentuk, ukuran, dan nominal.
Baca Juga: Mudah! Ini 2 Cara Perempuan Mengetahui Love Language Diri Sendiri