Ketika gejala aritmia mulai terasa atau dicurigai, sangat penting untuk tidak hanya mengandalkan insting atau dugaan semata. Diagnosis yang akurat adalah kunci agar penanganan bisa tepat sasaran dan efektif. Untuk itulah, RS Pondok Indah merekomendasikan beberapa pemeriksaan berikut:
- Elektrokardiogram (EKG), yang mencatat aktivitas listrik jantung secara instan untuk mendeteksi ketidakteraturan irama.
- Holter Monitor, alat portabel yang merekam detak jantung selama 24–48 jam, sehingga dapat menangkap gangguan yang tidak selalu muncul saat pemeriksaan di klinik.
- Tes Latih Jantung, digunakan untuk melihat bagaimana jantung merespons saat tubuh beraktivitas fisik, seperti berjalan di atas treadmill.
Baca Juga: Dialami Meriam Bellina, Seperti Apa Gejala Serangan Jantung pada Perempuan?
- Studi Elektrofisiologi, pemeriksaan lanjutan yang membantu memetakan sistem kelistrikan jantung dan mengidentifikasi titik-titik yang menjadi sumber aritmia.
Dengan rangkaian tes ini, aritmia tidak lagi menjadi teka-teki medis, melainkan kondisi yang dapat dipetakan, dianalisis, dan ditangani secara tepat.
Meskipun aritmia bisa terdengar menakutkan, banyak perempuan berhasil menjalani hidup aktif dan sehat setelah mendapatkan penanganan yang tepat. Kuncinya adalah mengenali tubuh sendiri, tidak mengabaikan sinyal kecil, dan berani meminta bantuan profesional.
(*)
Celine Night