Parapuan.co - Tes kesehatan pranikah atau premarital checkup merupakan salah satu hal yang harus dilakukan calon pengantin sebelum menuju hari bahagia mereka.
Banyak dari kita yang mungkin merasa sehat-sehat saja dan tidak memiliki penyakit penyerta sehingga tes kesehatan pranikah bukan menjadi prioritas.
Padahal, tes yang dilakukan akan membantu dokter menentukan status kesehatan secara umum. Tidak hanya itu, tes kesehatan pranikah juga memungkinkan dokter menemukan penyakit kesuburan pada calon pengantin.
Baik calon suami atau istri, keduanya perlu melakukan sederet pemeriksaan kesehatan pranikah, termasuk skrining penyakit menular.
Tidak hanya itu, pemeriksaan patologi genetik yang akan menilai kesehatan reproduksi dan skrining genetik untuk bayi juga sebaiknya dilakukan.
Dilansir dari Orchidzhealth, pemeriksaan kesehatan untuk calon pengantin perempuan dan laki-laki memiliki tujuan yang tak jauh berbeda.
Secara umum, tes ini memungkinkan adanya informasi kesehatan fisik, bahkan tentang kesuburan calon pengantin. Pada pria, tes skrining melalui analisis air mani dapat mengungkap kelainan pada sperma.
Kekuranga hormon testosteron dalam darah, dan kelainan pada pemindaian skrotum juga dapat diperbaiki sebelum menikah. Tentunya, perlu pemeriksaan untuk mengetahui kondisi ini.
Pada perempuan, tes kesuburan dasar yang dilakukan adalah tes darah AMH, gula darah, profil tiroid, dan pemindaian panggul.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Vasektomi, KB Pria yang Masuk Program Kemendukbangga
AMH menunjukkan cadangan ovarium dan pemindaian panggul sendiri akan memberikan informasi tentang kualitas dan mutu sel telur (ovum).
Menyadari potensi kesuburan sangat penting untuk perempuan sehingga dirinya bisa membuat keputusan kesuburan/konsepsi yang tepat dapat diambil sebelum terlambat.
Deteksi dini kemungkinan infertilitas sangat terbantu dengan adanya tes kesehatan sebelum menikah.
Menurut data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), infertilitas di Indonesia diperkirakan mencapai 10 sampai 15 persen dari pasangan usia subur. Ini didukung juga dengan prevalensi infertilitas di Indonesia yang mengalami peningkatan
setiap tahunnya.
Terkait infertilitas yang meningkat, dibutuhkan pula solusi inovatif dalam layanan fertilitas, seperti peningkatan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi serta adopsi teknologi dan pendekatan baru yang mampu mendukung pasangan.
Terkait teknologi tersebut, ada PLans yang merupakan sebuah platform inovatif berbasis data. Bisa dibilang, PLans merupakan digital asisten kesehatan reproduksi perempuan Indonesia.
Aplikasi ini memberikan solusi personal berdasarkan data yang menggabungkan
rekomendasi medis dengan gejala harian dan kondisi kesehatan reproduksi.
Dalam aplikasi ini, ada informasi, pengetahuan, dan layanan kesehatan reproduksi untuk peningkatan kualitas kehidupan perempuan.
Komiten PLans dalam mengoptimalisasi kebutuhan penggunanya mendapat layanan kesehatan reproduksi terbaik dihadirkan melalui IVFair 2025.
Bertema Together, Toward Tommorow, acara ini diselenggarakan pada Sabtu, 26 April di Sequis Ceter 3rd floor, SCBD, Jakarta Selatan.
Klinik infertilitas terbaik mulai dari Sunway Fertility Centre, Alpha IVF Women's Specialist, Morula IVF Indonesia, TMC Fertility, Klinik Melati RSAB Harapan Kita, CHC Medical Center, Biomedilab Indonesia, dan Regene Indonesia.
Berbagai informasi dan konsultasi seputar layanan infertilitas ini tidak dipungut biaya, informasi selengkapnya kunjungi instagram PLans Indonesia.
Baca Juga: Dokter Jelaskan Batas Usia Ideal Perempuan Ikut Program Bayi Tabung
(*)