Baca Juga: 6 Tips Lakukan Deep Talk dengan Pasangan Agar Hubungan Lebih Sehat
Pernikahan seharusnya menyatukan dua individu yang tetap bisa mandiri. Namun pasangan toksik sering kali mencoba mengasingkan perempuan dari teman, keluarga, dan bahkan impian pribadi mereka. Katie Hood menjelaskan, "Di balik kalimat 'Aku ingin bersamamu terus' bisa jadi tersembunyi bentuk pelecehan yang meminta Anda menyerah pada kehidupan pribadi."
8. Privasi Dilanggar
Mengintip ponsel, memeriksa pesan, atau menggeledah barang pribadi adalah tanda bahwa pasangan mencoba mengambil alih hidupmu. "Cinta yang tidak sehat penuh dengan kecemburuan dan dorongan untuk memiliki, yang mendorong pelanggaran terhadap privasi," kata Hood.
9. Tidak Pernah Bertanggung Jawab
Dalam konflik, pasangan yang toksik cenderung melempar kesalahan. Bahkan jika sudah jelas mereka yang salah, tanggapan mereka akan menghindari tanggung jawab. Hood menjelaskan, "Pasangan toksik tidak akan berkata 'Aku minta maaf, aku salah'. Kalau pun mereka melakukannya, itu manipulatif dan tanpa perubahan nyata."
10. Perempuan Merasa Tak Aman
Hubungan yang sehat tetap memberi rasa aman meskipun sedang ada masalah. Tapi dalam pernikahan toksik, perempuan bisa merasa cemas, tidak penting, bahkan mudah dibuang. Dr. Phillip mengatakan, "Jika ada ketidakpastian mendalam, tanyakan pada diri sendiri: 'Apakah pasangan saya membuat saya merasa tidak penting—bahkan seolah bisa digantikan?'"
11. Hubungan Dipenuhi Kekacauan dan Volatilitas
Rumah tangga yang toksik sering kali seperti roller coaster emosi—dari pujian yang membius hingga penghinaan yang memukul batin. "Siklus putus-nyambung terus-menerus menyebabkan kamu kehilangan pijakan emosional, dan akhirnya kehilangan kemampuan membela diri," jelas Hood.
Baca Juga: Dampak Psikologis yang Dirasakan Perempuan Ketika Terjebak Hubungan Toksik
12. Semua Terasa Transaksional
Setiap bentuk perhatian atau kasih sayang seperti memiliki harga. Jika kamu diberi hadiah, pujian, atau bantuan, semua akan dibarengi dengan tuntutan balasan. Hubungan menjadi serangkaian transaksi, bukan cinta tulus.
Semoga rumah tangga Kawan Puan tidak memiliki tanda-tanda di atas, ya, Kawan Puan.
(*)