Talkshow Arisan Parapuan, Mengupas Kecemasan dan Depresi Perempuan

Tim Parapuan - Rabu, 23 April 2025
Celine Night

Parapuan.co - Perempuan sering kali menghadapi tantangan mental tersembunyi di balik peran ganda yang mereka emban, dari sebagai pekerja, ibu, istri, anak, hingga sahabat. Kecemasan dan depresi bukan hal sepele, sayangnya tak sedikit perempuan memilih diam karena takut akan stigma.

Memperingati HUT Parapuan ke-4 dan Hari Kartini, Parapuan mengadakan acara intimate talkshow dengan tema "When Life Gives You Issues: Perempuan Berani Bicara Kecemasan dan Depresi."

Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian acara Kartini Kini 2025 yang menghadirkan narasumber ahli dalam bidang ini yaitu, Nurfitriyanti Permata P (Psikolog KALM) dan Quincy Meilisa (Senior Brand Experience & Community Manager Maybelline New York).

Dalam pembukaan acara Arisan Parapuan yang diadakan Rabu (23/04/20205), David Togatorop, M.Hum, sebagai Editor in Chief Parapuan menyampaikan bahwa rangkaian acara ini merupakan upaya untuk mengembalikan citra perempuan yang merepresentasikan kebudayaan itu sendiri. 

"Dalam beberapa bahasa lain, contohnya bahasa Prancis, kata budaya itu mempunyai gender sebagai perempuan, maka dari itu kalau kita melihat budaya, berarti kita juga melihat perempuan di dalamnya," ujarnya.

Tak hanya itu, David Togatorop juga menyampaikan pesan yang akan dilakukan Parapuan memasuki tahun ke-4, yaitu untuk mengedukasi Kawan Puan dan menjadikan perempuan bernilai luhur juga merepresentasikan budaya.

"Terima kasih untuk dukungan dari semua perempuan di Indonesia, Parapuan akan selalu bicara soal perempuan yang bermatrabat, mandiri, dan perempuan yang sehat secara fisik dan mentalnya," tutupnya. 

Baca Juga: Waspada 3 Masalah Kesehatan Mental yang Paling Sering Dialami Ibu

Talkshow ini dibuka dengan kegiatan interaktif yang dilakukan oleh Nurfitriyanti Permata, Psikolog KALM dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang kecemasan perempuan. Hasilnya, banyak dari peserta yang hadir ternyata merasakan hal serupa. 

Seringkali diantara kita sebagai seorang perempuan, sulit untuk mencurahkan sisi emosional, bahkan takut untuk dianggap lemah, dan tak jarang menjadi guilt tripping diri sendiri. Kondisi ini bila dibiarkan berlama-lama, akan memberikan dampak buruk untuk kehidupan perempuan.

Tetapi tahukah Kawan Puan, bahwa rasa kecemasan dan depresi itu bisa dilihat dari tanda-tanda fisik yang terjadi dalam diri kita. Berikut beberapa tanda fisik yang terjadi saat kamu merasa cemas dan depresi.

- Susah tidur atau selalu tidur

- Nafsu makan berkurang atau bertambah

- Jantung berdegup kencang

- Tangan mudah berkeringat

- Gerd atau vertigo yang makin parah

Nurfitriyanti juga mengatakan bahwa banyak orang tidak sepenuhnya sadar akan kondisi mental yang dialaminya, sebelum adanya keluhan fisik intens. Selain tanda secara fisik, ada juga lonjakan emosi yang tidak stabil. 

Apabila Kawan Puan merasakan hal-hal diatas, sebaiknya tidak melakukan self-diagnose. Hal lumrah bila seseorang merasakan beberapa tanda diatas, asalkan dalam range normal dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Baca Juga: Cegah Cemas Berlebihan, Ini Cara Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital

Namun, bila seseorang terus menerus merasakan tanda-tanda diatas, dan memperburuk kehidupan, seperti komunikasi dengan keluarga, pekerjaan terbengkalai, mencari bantuan profesional, seperti psikolog harus dilakukan. 

Bagi banyak perempuan, ekspresi emosional sering kali dianggap sebagai bentuk kelemahan. Ketika seorang perempuan mengaku merasa cemas atau sedih tanpa alasan jelas, ia bisa dengan mudah mendapat cap “baper” atau “terlalu sensitif.”

Akibatnya, kebutuhan akan bantuan psikologis sering kali diabaikan, dan perempuan justru memilih menyembunyikan luka batin demi mempertahankan citra kuat.

Budaya di Indonesia masih mengagungkan sosok perempuan serba bisa, mulai dari pekerja keras, sabar, istri tangguh, anak perempuan yang patuh. Dalam narasi ini, tidak ada ruang untuk perempuan yang mengaku lelah atau kehilangan arah. 

Di beberapa lingkungan, terutama keluarga konservatif, membicarakan emosi saja sudah dianggap tabu, apalagi jika berujung pada keinginan untuk mencari bantuan profesional. Banyak perempuan dibesarkan dengan nilai bahwa masalah harus diselesaikan sendiri, atau cukup dengan berdoa. 

"Walau spiritualitas penting, pendekatan ilmiah seperti terapi psikologis tetap dibutuhkan dalam banyak kasus, karena setiap yang dirasakan itu valid adanya," ujar Nurfitriyanti Permata P, Psikolog KALM.

Selain stigma, faktor ekonomi dan ketersediaan layanan juga menjadi kendala. Konsultasi dengan psikolog masih dianggap mahal, dan belum semua daerah memiliki akses mudah ke layanan kesehatan mental. Akibatnya, perempuan dari kelas menengah ke bawah lebih rentan terjebak dalam kesunyian yang menyakitkan.

Untuk itu Maybelline New York, merek kencantikan ternama, juga ikut mendorong kampanye di isu kesehatan mental, untuk memenuhi tujuannya yaitu, membuat perempuan percaya diri. Quincy Meilisa menyampaikan bahwa percaya diri itu bukan hanya dari luarnya saja, tetapi juga dari dalam diri perempuan yang sehat secara mental.

Baca Juga: Perempuan Berisiko Dua Kali Lebih Besar Alami Depresi, Gen Z Depresi Tertinggi

Maybelline juga berkomitmen membantu perempuan dan laki-laki untuk percaya diri luar dalam, dengan mengadakan program sesi konsultasi online secara gratis yang bisa diakses siapa saja. 

"Semoga dengan adanya program ini dan sesi talkshow seperti Arisan Parapuan, dapat menumbuhkan awareness kepada perempuan-perempuan di luar sana, untuk bisa percaya diri dalam hal membagikan kisah kecemasan juga depresi yang dialaminya," tutup Quincy Meilisa.

Tak hanya melakukan talkshow, sesuai namanya yaitu Arisan Parapuan, acara ini ditutup dengan keseruan berbagi arisan dengan hadiah-hadiah menarik untuk peserta yang hadir.

Selain talkshow Arisan Parapuan, Kartini Kini 2025 juga mempunyai sejumlah agenda lain, seperti pemeriksaan kesehatan gratis, pameran, fashion show, bazaar, dan masih banyak lagi dari tanggal 23 April 2025 sampai tanggal 25 April 2025 di Bentara Budaya Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Palmerah, Jakarta.

 

(*)

Celine Night