"Angka ini sama dengan orang yang tidak melakukan apa-apa," ungkap Quincy. Mayoritas lainnya lebih memilih mencari bantuan kepada teman atau berdoa.
"Bukan berarti kayak bukan Tuhan yang harus dicari tapi psikolog, ya gak gitu juga," tambahnya, menegaskan bahwa spiritualitas dan bantuan profesional seharusnya bisa berjalan beriringan.
Dua Fokus Utama Kampanye: Edukasi dan Akses Gratis
Program Brave Together di Indonesia dimulai sejak 2021 bekerja sama dengan KAUM sebagai mitra konseling resmi. Kampanye ini berfokus pada dua hal:
- Meningkatkan awareness dan edukasi, termasuk menghindari self-diagnosis.
- Menyediakan akses konseling profesional gratis melalui aplikasi Calm, tanpa batasan usia, gender, maupun kewajiban membeli produk Maybelline.
"Siapapun yang memang butuh bantuan bisa mengakses counseling gratis ini. Enggak harus beli Maybelline dulu," jelas Quincy.
Langkah Nyata: 5 Pilar BRAVE untuk Jadi Teman yang Mendukung
Maybelline juga mengembangkan modul edukasi 5 langkah BRAVE untuk membantu masyarakat menjadi pendukung yang baik bagi orang terdekat yang sedang mengalami isu kesehatan mental:
- B: Beri perhatian penuh
- R: Ruang dan waktu yang tepat
- A: Ajukan pertanyaan terbuka
- V: Validasi perasaan mereka
- E: Evaluasi langkah lanjutan bersama
"Enggak semua orang siap menjadi teman yang baik, maka dari itu edukasi ini penting," kata Quincy.
Lewat Brave Together, Maybelline New York membuktikan bahwa kepedulian terhadap kesehatan mental bisa datang dari siapa saja—termasuk brand kecantikan global.
Kampanye ini menjadi contoh bahwa mempercantik diri bukan hanya soal makeup, tapi juga tentang keberanian untuk bersama-sama menghadapi dan menyuarakan isu kesehatan mental.
Baca Juga: Arisan Parapuan Bahas Cara Perempuan Menyikapi Anxiety dan Depresi Menurut Psikolog
(*)