Parapuan.co - Kartini Kini 2025 yang diselenggarakan lintas unit di bawah naungan Kompas Gramedia dan digagas bersama oleh Corporate Communications, Bentara Budaya, Grid.id, PARAPUAN, dan Corporate Human Resources melalui inisiatif Palmerah Yuk dan Tenteram, berlangsung sukses selama tiga hari pada Rabu-Jumat, 23-25 April 2025.
Rangkaian acara Kartini Kini 2025 menghadirkan berbagai agenda, mulai dari pameran, bazaar, zumba, hingga diskusi inspiratif yang membahas kesejahteraan perempuan secara holistik, mulai dari kesehatan mental, fisik, sampai kecantikan.
Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah Wellbeing Talkfun bertajuk "#DengarkanTubuhmu: Medical Check Up dalam Berbagai Fase Kehidupan Perempuan", yang digelar pada Kamis, (24/4/2025). Dalam sesi ini, hadir Qory Sandioriva, Puteri Indonesia 2009 sekaligus penyintas penyakit autoimun, yang membagikan kisahnya tentang pentingnya deteksi dini penyakit autoimun bagi perempuan.
Autoimun dan Perempuan: Fakta yang Harus Diketahui
Dalam diskusi tersebut, disoroti fakta dari studi Stanford University yang menyatakan bahwa sekitar 80 persen penderita autoimun adalah perempuan. Penyakit seperti lupus, tiroid autoimun, hingga Sjogren’s syndrome memang lebih dominan menyerang perempuan, terutama di usia produktif.
Qory sendiri telah hidup berdampingan dengan tiga penyakit autoimun sejak usia 16 tahun: Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Sjogren's syndrome, dan Inflammatory Bowel Disease (IBD).
"Saya sudah mengidap penyakit ini selama 17 tahun, dari usia saya 16 tahun hingga sekarang 33 tahun. Mungkin di sini sebagai sesama perempuan, saya juga ingin mengingatkan kepada ibu-ibu semua, kakak-kakak semua yang ada di sini bahwa mungkin di Indonesia belum ada datanya, ya, pemerintah kita belum mendata berapa banyak orang yang mengidap penyakit autoimun," kenang Qory.
"Tapi di Inggris sendiri itu sudah 15 persen orang terkena penyakit autoimun, bahkan sampai kehilangan pekerjaannya. Jadi menurut saya penyakit autoimun ini salah satu hal yang menjadi konsentrasi kita semua karena satu, bisa menghalangi kegiatan dan aktivitas kita setiap hari, bisa merusak mental health kita juga," imbuhnya.
Dampaknya Lebih dari Sekadar Fisik
Baca Juga: Lewat Wellbeing Talk Fun, Kartini Kini 2025 Ajak Perempuan Rutin Cek Kesehatan