Penyakit autoimun tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tapi juga mental dan sosial. Qory mengisahkan bagaimana dirinya sempat kesulitan memiliki anak, mengalami masalah kulit hingga hampir kehilangan semangat hidup. "Autoimun itu seperti mati-hidup-mati-hidup, kadang kita sehat, tapi tiba-tiba bisa sakit parah hanya dalam hitungan jam," jelasnya.
Qory juga mengungkapkan bahwa di masa awal diagnosis, banyak masyarakat yang tidak memahami apa itu autoimun. Bahkan, lupus sempat disalahpahami sebagai penyakit menular layaknya HIV/AIDS. Hal ini membuat banyak penyintas enggan membuka diri dan menutup-nutupi kondisinya karena stigma.
Langkah Kecil Pemeriksaan Dini Bisa Dampak Besar
Melalui pengalamannya, Qory menekankan betapa pentingnya melakukan pemeriksaan autoimun secara rutin, terutama bagi perempuan usia produktif. "Autoimun bisa menyerang siapa saja, bahkan bayi sekalipun. Tapi dengan pemeriksaan dini, kita bisa mencegah kerusakan organ lebih lanjut," jelasnya.
Saat ini, pemeriksaan autoimun dapat dilakukan di banyak laboratorium dan rumah sakit di Indonesia. Tes seperti ANA (Antinuclear Antibody) dan pemeriksaan darah lengkap sudah tersedia.
Menurut Qory, dukungan dari tim medis, keluarga, serta mindset positif sangat membantu dalam menjalani kehidupan sebagai penyintas autoimun. "Dicerdaskan imunnya, bukan ditidurkan. Bukan dikasih obat ditidurin, tapi dicerdaskan," tutur Qory.
"Bagaimana cara mencerdaskannya? Adalah dengan kita melatih mindset kita, salah satunya dengan itu (pemeriksaan dini), dengan obat. Obat kita juga akan diremisi. Jadi sekarang pun Indonesia juga para dokter sudah pro untuk remisi obat. Jadi sudah tidak ada lagi yang namanya minum obat seumur hidup, kecuali vitamin seperti antioksidan itu sangat penting," ucapnya lagi.
Pesan untuk Perempuan Indonesia
Sebagai bagian dari kampanye #DengarkanTubuhmu, Qory menyerukan kepada seluruh perempuan Indonesia untuk lebih peka terhadap sinyal dari tubuh mereka. Kelelahan ekstrem, gangguan kulit, masalah reproduksi, hingga perubahan suasana hati yang ekstrem bisa menjadi gejala awal penyakit autoimun.
"Perempuan itu fondasi keluarga dan masa depan bangsa. Jangan abaikan kesehatanmu. Kalau kamu sehat, kamu bisa jadi kuat bukan cuma untuk dirimu sendiri, tapi juga untuk sekelilingmu," tutup Qory.
Wellbeing Talkfun dalam acara Kartini Kini 2025 berhasil menjadi ruang edukatif dan inspiratif yang mengajak perempuan untuk lebih sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan, termasuk autoimun, sebagai bentuk cinta terhadap diri sendiri. Jangan tunggu tubuh berteriak—dengarkan dan periksakan sejak dini.
Baca Juga: Kartini Kini 2025 Bahas Pentingnya Pemeriksaan Kulit Bagi Kesehatan dan Penampilan
(*)