Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.
Baca Juga: Waspada, Ini Tantangan Kesehatan Mental yang Kerap Dihadapi Single Mom
YLBH APIK mencatat kenaikan kasus KDRT sebanyak 75% selama pandemi Covid di tahun 2020. Sembilan puluh (90) perempuan terlapor mengalami kekerasan setiap bulannya.
Ini adalah data yang terlapor. Tentu yang tidak terlapor lebih banyak lagi.
Hanya saja, kita menyalahartikan depresi seorang ibu dengan “kurang beriman”, “kurang bersyukur” atau bahkan “kesambet”.
Bagi masyarakat, menerima stereotip bahwa emak-emak memang bersifat gampang marah, suka mencubiti anak-anaknya, dan bersuara melengking setiap hari itu lebih mudah.
Kita tidak siap menerima bahwa gampang marah, gampang membentak, dan sering menyakiti anak adalah ciri dari gangguan kesehatan mental. Pil pahit yang belum kunjung siap kita telan.
Pemerintah harus bisa mendekatkan lagi pelayanan kesehatan mental kepada masyarakat.
@cerita_parapuan Gangguan mental bukan seperti penyakit pada umumnya yang bisa dinyatakan sembuh ya #mentalhealth #mentalhealthmatters #mentalhealthawareness ♬ Dunia Tipu-Tipu - Yura Yunita
Sosialisasi kesehatan ibu dan anak melalui Posyandu dan Puskesmas akan lebih lengkap lagi jika disertai dengan edukasi kesehatan mental dan masalah-masalah yang mungkin muncul pada psikologis para perempuan pascamelahirkan.
Edukasi perlu dilakukan secara menyeluruh ke unit-unit keluarga agar orang-orang di sekeliling ibu hamil dan melahirkan dapat menjadi support system yang baik.
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mental yang buruk pada ibu hamil akan menyumbang kemungkinan stunting dan gangguan tumbuh kembang lain pada bayi.
Di antara kerja-kerja yang dilakukan pemerintah untuk memulihkan ekonomi Indonesia, saya berharap para ibu tidak ditinggalkan.
Kesehatan fisik dan mental mereka tidak kalah penting dari roda-roda ekonomi yang harus terus diputar.
Mereka adalah faktor penentu sebagus apa kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
Pemulihan ibu pertiwi tidak akan pernah terjadi jika kita tidak memulihkan jiwa para ibu yang terdampak pandemi.
Saat ibu sehat, bangsa menjadi sehat. (*)