Berkaitan dengan Kesehatan Mental, Wanita Rentan Idap Penyakit Jantung

Putri Mayla - Selasa, 23 Februari 2021
Ilustrasi wanita rentan terhadap penyakit jantung yang berkaitan dengan kesehatan mental
Ilustrasi wanita rentan terhadap penyakit jantung yang berkaitan dengan kesehatan mental Freepik.com

Parapuan.co - Sepanjang pandemi Covid-19 terjadi peningkatan stres, kecemasan, dan depresi yang menyebabkan peningkatan pada gangguan kesehatan mental.

Para ahli berpendapat bahwa kesehatan mental kita juga bisa berdampak pada kesehatan jantung, khususnya bagi wanita.

American Heart Association merilis pernyataan ilmiah yang menyoroti hubungan antara kesehatan jantung, kesehatan mental, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Baca Juga: 5 Manfaat Tersenyum, dari Mood Booster sampai Penjaga Imun Tubuh

Menurut Dr. Erin Michos, direktur kesehatan kardiovaskular wanita di Rumah Sakit Universitas Johns Hopkins.

Penyakit kardiovaskular memiliki hubungan erat dengan pikiran, jantung, dan tubuh.

"Faktor psikologis positif dan negatif dapat saling mempengaruhi kesehatan," kata Michos seperti dikutip dari Good Morning America.

Pikiran negatif dan gangguan kesehatan mental termasuk depresi, kecemasan dan stres kronis telah terbukti secara langsung mengaktifkan bagian dari sistem saraf yang memicu respons "fight or flight".

Respons ini bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, peningkatan detak jantung dan resistensi insulin, yang selanjutnya meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit jantung dan diabetes.

Wanita lebih rentan terhadap penyakit jantung dan kondisi jantung setelah stres emosional dibandingkan dengan pria.

Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menunjukkan penyebab kematian utama bagi wanita di AS disebabkan penyakit jantung.

Baca Juga: Ini Dia Daftar 6 Vitamin dan Suplemen yang Ampuh Mengatasi GERD

Selanjutnya, sekitar 1 dari 10 wanita di AS melaporkan gejala yang menunjukkan bahwa mereka mengalami episode depresi berat pada tahun lalu.

Jeff Huffman, Direktur Program Penelitian Psikiatri Jantung di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Sekolah Kedokteran Harvard, berspekulasi bahwa wanita cenderung melaporkan lebih banyak kecemasan dan depresi baik di kalangan populasi umum maupun mereka dengan penyakit jantung.

Alan Rozanski, ahli jantung dan profesor kedokteran di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, mengatakan bahwa penting bagi dokter untuk mengajukan pertanyaan terbuka tentang bagaimana perasaan pasien.

Huffman menambahkan, AHA statement juga berfokus pada kesejahteraan psikologis yang positif, perasaan lebih optimis, bersyukur atau bahagia, dan bagaimana keadaan ini sebenarnya memiliki efek perlindungan.

Baca Juga: Perempuan Rentan Alami Perasaan Kesepian, Apa yang Harus Dilakukan?

Mereka yang lebih optimis atau bersyukur memiliki hasil jantung yang superior.

"Salah satu teknik pengurangan stres paling ampuh yang kami miliki adalah membuat orang bergerak dan berolahraga," ujar Rozanksi.

Dokter menyarankan bahwa meskipun kesehatan mental adalah bagian penting dari meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi kemungkinan serangan jantung kedua.

Ini adalah pendekatan multidisiplin di mana pasien perlu fokus pada pengobatan yang tepat, rehabilitasi jantung, jika diindikasikan, dan perubahan gaya hidup.

Rencana perawatan harus mencakup semua dengan tujuan yang dapat dicapai.

Kawan Puan tetap jaga kesehatan mentalnya juga, ya! Jangan ragu untuk meminta bantuan kepada ahli. (*)

 

Sumber: cdc.gov,Good Morning America
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru