Parapuan.co - Semakin lama, semakin sering kita membaca atau mendengar kata consent disebut-sebut.
Biasanya kata consent ini berkaitan dengan pembahasan soal hubungan antara lakil-laki dan perempuan.
Baik itu hubungan rumah tangga atau hubungan dalam pacaran.
Dalam sebuah hubungan, penting bagi kita dan partner untuk mengetahui, memahami, dan memenuhi consent atau persetujuan (konsensual) dari kedua belah pihak.
Pada hubungan pacaran atau pernikahan, pemahaman yang baik mengenai consent dapat mencegah terjadinya kekerasan dalam hubungan.
Apakah itu pelecehan hingga kekerasan seksual.
Tapi sebetulnya apa itu consent?
Kenapa memahami consent dapat membantu kita menghindari potensi kekerasan dalam hubungan?
Apa Itu Consent?
Consent adalah kata dalam bahasa Inggris yang artinya persetujuan.
Dalam suatu hubungan, hal ini umumnya berkaitan dengan aktivitas seksual.
Tanpa consent, atau kesepakatan dari kedua pihak yang terlibat, maka tindakan atau aktivitas yang terjadi dapat dikategorikan sebagai pelecehan atau kekerasan.
Mungkin Kawan Puan pernah mengalaminya?
Tanpa ba-bi-bu, aktivitas itu langsung terjadi, padahal kita sebetulnya sedang tak ingin melakukannya.
Atau malah memang tidak ingin itu terjadi sama sekali.
Di lain waktu, bisa jadi kita sendiri yang tanpa bertanya langsung melibatkan pasangan dalam kegiatan intim.
Padahal, bisa jadi dia pun tengah tidak menginginkannya.
Consent tak akan ada, kala satu sama lain tidak bertanya.
View this post on Instagram
Kira-kira dari ilustrasi tadi, lebih kurang consent berarti persetujuan keterlibatan suatu pihak (bisa kita atau pasangan) dalam situasi atau aktivitas hubungan, khususnya hubungan seksual.
Dalam konteks hubungan seksual, consent juga menjadi batas antara aktivitas dan kekerasan seksual.
Tanpa adanya consent dari salah satu pihak secara sadar maupun tak sadar (misalnya saat tidur atau mabuk), maka pihak lain yang terlibat tidak boleh memaksakan aktivitas tersebut.
Consent harus dimiliki dari semua pihak yang terlibat dalam sebuah hubungan, bahkan antara suami dan istri sekalipun.
Shocking? Sebetulnya tidak juga, Kawan Puan. Sebab pada dasarnya, aktivitas seksual itu harus sama-sama bisa dinikmati, lo. Bukan hanya oleh si dia, bukan pula hanya oleh kita.
Penyampaian Consent
Yang sering disalahpahami adalah consent dianggap dapat ditunjukkan melalui asumsi, gestur tubuh, atau reaksi biologis seseorang.
Padahal yang dimaksud dengan consent adalah pernyataan jelas dari pihak terkait mengenai persetujuan mereka terlibat suatu aktivitas dalam hubungan.
Jawaban lugas, "Ya", "Boleh", atau "Tidak", "Enggak mau".
Banyak orang hanya menduga-duga, seperti bersentuhan fisik yang dianggap sudah memberikan consent.
Padahal ini tak ada hubungannya, lo.
Sebab consent harus melalui klarifikasi kembali dari pihak terkait. Ingat, harus jelas lewat kata-kata, sehingga tidak ada interpretasi berbeda yang bisa salah ditangkap pasangan kita.
Inilah kenapa consent sangat penting untuk diketahui dan diterapkan dalam hubungan.
Soalnya, tanpa itu hubungan menjadi penuh kontrol dan kekuasaan sehingga dapat mengarah pada bentuk kekerasan.
Dan kita tentu tak ada yang mau mengalaminya. (*)