Hindari Fake Orgasm, Jadikan Hal Ini Sebagai Tujuan Utama Seks

Firdhayanti - Minggu, 7 Maret 2021
Orgasme
Orgasme iStockphoto

Parapuan.co - Dalam kehidupan pernikahan, seks memiliki pengaruh yang besar terhadap kualitas hidup kita lho, Kawan Puan. 

Seperti yang dikatakan Alya Hadju dalam Live Instagramnya bersama seksolog klinis Zoya Amrin pada 3 Agustus 2020 lalu. 

"Kehidupan seks 70% mempengaruhi akan kualitas hidup kita," ujar Alya yang merupakan ibu beranak satu ini.

Baca Juga: Fenomena Love Scam, Mengapa Korban Jarang Lapor dan Memilih Menutupinya?

Perempuan kerap kali memiliki masalah dengan orgasme.

Dikutip dari Kompas.com (04/08/2020), menurut sebuah studi 2018, 10 hingga 40% wanita melaporkan mengalami kesulitan atau ketidakmampuan untuk mencapai orgasme.

Kesulitan orgasme pada perempuan ini yang akhirnya membuat perempuan sering melakukan fake orgasm atau pura-pura orgasme. 

Seberapa Penting Orgasme Bagi Perempuan? 

Mengetahui bahwa perempuan kadang memiliki kesulitan dalam mencapai orgasme, sebenarnya seberapa penting orgasme terutama bagi perempuan? 

Zoya Amrin, seksolog klinis, mengatakan bahwa orgasme itu penting untuk kedua belah pihak.

"Orgasme itu penting untuk tujuan pleasure," tutur Zoya dalam Live Instagram yang berjudul Fake Orgasm, No More dalam segmen Obrolan Syabu-Syabu yang diadakan setiap bulannya. 

Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Tidur dengan Posisi Ini Bisa Bikin Wajah Terlihat Lebih Tua

Zoya mengatakan terdapat tiga tujuan  dalam seksualitas manusia.

Ketiga hal tersebut adalah reproduksi, rekreasi, dan kepuasan.

Pertama adalah reproduksi, yakni tujuan untuk punya anak. 

"Gue selalu bilang yang punya anak belom tentu bisa bikin enak, so let’s focus pada kenikmatan berdua" ujar Zoya.

Kedua adalah rekreasi. Rekreasi ini tujuan akhirnya adalah kenikmatan (pleasure). 

"Tujuan seks sebagai rekreasi ini adalah bagaimana mencapai orgasme. Bagaimana kita mengeksplor, melakukan sexploration terhadap tubuh kita, bagaimana kita merrasakan kenikmatan-kenikmatan yang sangat physical dari eksplorasi pada titik-titik tubuh kita" papar Zoya. 

Namun, Zoya mengatakan kemampuan fisikal ini akan menurun seiring berjalannya usia.

"Begitu kita makin menua kemampuan kelamin kita makin berkurang," jelas Zoya. 

Tujuan seksualitas ketiga  adalah kepuasan.

Kepuasan ini dihasilkan dari intiman seperti pelukan, belaian, dan emosi yang dirasakan.

"Nantinya akan berkaitan dengan relasi antara kamu dan pasangan," sebut Zoya. 

Baca Juga: Punya Tubuh Big Size? Simak Tips Agar Tetap Tampil Stylish Berikut!

Nikmat Adalah Utama

Orgasme memang penting dalam hubungan seksual seseorang.

Namun yang paling terpenting adalah kenikmatan yang dirasakan. 

Zoya mengatakan bahwa kadang ada kalanya perempuan ingin mendapat kenikmatan dari hubungan intim tanpa harus bercinta dengan heboh dan meledak-ledak. 

"Ada beberapa perempuan yang lagi pengen lazy sex. Kadang kita enggak pengen yang meledak ledak  tapi pengen enaknya aja" katanya. 

"Namun, buat laki-laki, kayak kurang achievement, kayak 'aduh kok dia cuma segitu aja, sih?'," lanjut Zoya. 

"Kan padahal kita lagi ngantuk lagi males tapi pengen ML tapi enggak mau yang heboh. Pengen sama-sama dapet tapi nggak mau yang heboh " sambungnya. 

Namun, jika salah satu pihak sama sekali tidak mendapakan orgasme, hal itu juga bukan merupakan hal yang baik untuk kehidupan seksualitas seseorang. 

"Kalo dia bener-bener nggak mendapatkan orgasme dia juga bakal sedih juga," ucap Zoya. 

Baca Juga: Enggak Ribet, Ini 7 Tanaman Hias yang Bisa Ditanam di Media Air

Jadikan Seks sebagai Kepuasan

Dari paparan Zoya, Alya pun mencoba menyimpulkan bahwa kenikmatan dibangun secara bertahap. 

"Kalo kita dapat pleasure-nya kemudian kan keintiman bertambah. Si pleasure-nya ini adalah si orgasme tadi dan sexploration.  Semakin keintiman bertambah semakin pengen diulang lagi si orgasme tadi," ucapnya. 

"Jadi untuk biar nggak males, satisfaction itu harus juga dong?" tanya Alya.  

Zoya menjelaskan bahwa yang terpenting adalah bagaimana mindset dan kepuasan harus ada dalam hubungan seksual. 

"Gue ngeliatnya biar nggak fake orgasm itu punya niatan ‘gue harus puas juga dong, harus bahagia.' Atau ‘eh gue segini aja gue juga udah happy lho’ itu kan,  it’s about mindset, Al," kata Zoya kepada Alya. 

"Jadi, kalau yang oh gue harus begini banget nih, kita ada blue print-nya, kita ada ekspektasi, kan kalo seks pakai ekspektasi pegel juga ya," sambung Zoya.