Pandangan Hannah Al Rashid dan Pentingnya Mendukung Sesama Perempuan

Firdhayanti - Kamis, 4 Maret 2021
Hannah Al Rashid
Hannah Al Rashid Instagram @hannahalrashid

Parapuan.co - Hannah Al Rasyid mengemukakan pandangannya tentang istilah women supporting women  pada (3/3/21). 

Menurut Hannah, istilah women supporting women tak masalah dari niat baik yang dimunculkannya.

Namun, Hannah mengatakan bahwa masih lebih banyak perempuan yang saling menjatuhkan dibanding saling mendukung. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Hannah Al Rashid (@hannahalrashid)

Baca Juga: Alami Pelecehan Seksual? Ini Beberapa Hal yang Dapat Kamu Lakukan

"#womensupportingwomen adalah phrase yang kadang membuat gw cringe" ujar Hanah di awal caption Instagramnya. 

"Bukan karena tidak ada niat baik dibalik phrasenya, tapi kenyataannya untuk gw pribadi, dulu gw lebih sering mengalami perempuan saling menjatuhkan daripada saling mensupport. Lama-lama gw sadar, this isn’t our fault juga si sebenarnya," ungkap Hanah. 

Hanah mengatakan perempuan saling menjatuhkan perempuan disebabkan oleh budaya dan sistem patriarki

"Budaya dan system Patriarchy secara subtle atau tidak, sering pits us against eachother atau memaksa kita untuk selalu bersaing. Ini bisa terjadi lewat media yang sering mengobjektifikasi perempuan, membanding2kan kita, seakan2 hanya ada 1 cara menjadi perempuan yang “baik” di dunia ini, we see it in ridiculous standards of beauty, we see it when they encourage toxic gossiping culture and policing of our lives and bodies," sambungnya. 

Hannah mengatakan hal itu terjadi di berbagai lingkungan, tak terkecuali keluarga. 

"Di lingkungan keluarga pun ada yang melanggengkan toxic ways of looking at women, comparing us “anak Ibu ini udah nikah loh...anak tante ini udah punya anak lo...” seakan2 kita harus bandingkan diri sama perempuan lain untuk menilai our own success," ungkap istri dari Nino Fernandez ini. 

"Terus when it comes to work....minim sekali kesempatan untuk perempuan jadinya persaingan yang kurang sehat karena there’s so many of us up for that one role or job...and we hustle so hard to outshine all others (and not always in the nicest of ways) sometimes to the detriment of other women because the opportunities for us all to rise are just not there," jelas Hannah. 

Hanah mengemukakan bahwa sistem tidak mendukung pemberdayaan perempuan dan mengajak perempuan untuk saling memberdayakan sesamanya. 

Baca Juga: Begini Cara Rinni Wulandari dan Jevin Julian Ajari Anak Minta Tolong

"Tapi...saat kita sadar akan ini, akan sistem yang memang tidak mendukung the empowerment of all women, the system that perpetuates toxic and unhealthy competition between us...the system that wants us to continue like this so we fight and bicker instead of growing..." ujarnya. 

"then maybe we can start opening our eyes and see how great female solidarity actually is, and how one woman’s rise is not our fall, but the more sisters do well, the better it is for us too," kata Hannah menjelaskan. 

"So ye, March is the month to celebrate sisterhood and female accomplishment, and switch up #womensupportingwomen from being just a slogan to actual direct action," ajak Hannah. 

Keep speaking up, sisters. Solidarity and love to you all. Tag your girls, the ones who support your journey and growth," tutup Hannah dalam captionnya. 

Dalam unggahan fotonya, ia juga mengunggah puisi dari Jasmin Kaur di tampilan foto keduanya. 

Tagar #WomenSupportingWomen 

Mengenai tagar #womensupportingwomen yang dikemukakan Hannah, tagar ini  sempat ramai di media sosial pada tahun 2020 lalu. 

Dilansir dari Kompas.com, tagar tersebut muncul dari isu perempuan saling mendukung sesama perempuan. 

Isu tersebut melibatkan para perempuan di seluruh dunia untuk mengunggah foto monokrom di media sosial, khususnya Instagram.

Dalam captionnya, orang yang mengikuti tantangan ini menulis 'tantangan diterima' beserta tagar #womensupportingwomen. 

Gerakan #WomenSupportingWomen diikuti ribuan orang.

Mereka menyampaikan dukungan,  rasa terima kasih, dan doa kepada sesama perempuan di kolom keterangan foto mereka.

Beberapa seperti Gabrielle Union, Kristen Bell dan Kerry Washington juga mengikuti tantangan ini. 

Tagar #womensupportingwomen ini juga dipakai ketika mendukung sesama perempuan ketika ada yang membutuhkan. 

Baca Juga: Langsung Nangis dan Kondisi Drop, Syahnaz Sadiqah Ceritakan Anak Kembarnya Positif Covid-19: 'Nggak Mungkin Dong Aku Bisa Tenang'

Menjadi Kuat dengan Saling Mendukung 

Sejalan yang dikemukakan Hannah, perempuan kerapkali saling menjatuhkan dibanding saling mendukung. 

Dikutip dari Rappler.com, menurut seorang sosiolog di Clayman Institute for Gender Research, Marianne Cooper, ia mengatakan bahwa mengapa perempuan saling menjatuhkan sesamanya.

Studi menunjukkan bahwa hal itu disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor lingkungan dan kurangnya solidaritas gender. 

Cooper menjelaskan bahwa perempuan tidak saling menolong karena mereka merasa adanya konotasi buruk dalam perempuan. 

Sebagai contoh, jika perempuan bekerja di lingkungan yang dominan laki-laki, lingkungan tersebut akan memiliki stereotip yang kurang baik tentang perempuan (tidak kompeten, emosional, banyak drama, dll).

Dalam kasus ini, perempuan lain yang ada di lingkungan tersebut cenderung membatasi dirinya untuk membantu perempuan lain. 

Dilansir dari MBGMindfulness, Nancy O'Reilly, penulis dari buku  Leading Women: 20 Influential Women Share Their Secrets to Leadership mengatakan sangat penting untuk mendukung sesama perempuan. 

Inilah alasan-alasan yang dikemukakan oleh Nancy : 

1. Sifat Alamiah yang Membawa Dampak Positif

Nancy mengatakan bahwa saling membantu adalah naluri bertahan hidup setiap manusia.

Nancy pernah bekerja untuk membantu para korban dari peristiwa 911, Badai Katrina, dan bencana lainnya. 

"Dalam situasi seperti itu, saya selalu heran melihat orang yang kehilangan segalanya berbalik untuk membantu orang lain. Keadaan terburuk tampaknya menghasilkan yang terbaik dalam diri kita," cerita Nancy. 

"Tapi kita tidak harus menunggu bencana untuk membantu orang lain," tambahnya. 

Baca Juga: Mau Coba Gaya Hidup Minimalis? Mulai dari Terapkan 5 Tips Dasar Ini

2. Hal Terbaik untuk Orang Lain 

Nancy berkata bahwa cinta dan kasih sayang dapat mengubah orang lain, tak terkecuali cinta, dukungan, dan kasih sayang kepada sesama perempuan. 

"Saya ingat pernah mendengar cerita yang ditulis oleh Marcia Reynolds tentang titik terendah hidupnya, yakni ketika ia masuk penjara. Ia memiliki teman yang selalu membangunkannya dan menantangnya untuk berpikir tentang siapa dirinya. 

"Ini adalah contoh yang terlihat ekstrem, namun satu orang yang mendukungnya dapat membuat perbedaan pada dirinya," ujar Nancy. 

Nancy juga berkata bahwa kebaikan selalu ada dalam setiap diri masing-masing, "Kita hanya tinggal membuat pilihan dan menjalankannya", ujarnya. 

3. Membahagiakan 

Nancy mengatakan bahwa interaksi sosial yang positif dapat membuat kita lebih bahagia dan stres pun berkurang. 

Dengan saling mendukung, ternyata juga bisa memberi efek positif pada fisik kita lho, Kawan Puan. 

"Ketika memberi disertai dengan perasaan tidak mementingkan diri sendiri, hal itu sebenarnya mengaktifkan pusat kesenangan di otak dan melepaskan endorfin," katanya. 

Baca Juga: 5 Cara Menjadi Pribadi yang Positif Agar Hidup Lebih Bahagia

4. Saling Terhubung

Prestasi terbesar dari upaya aktivis di seluruh dunia dan sepanjang sejarah datang dari komunitas dan koneksi.

"Sudah waktunya bagi kita semua untuk terhubung, menjangkau, dan mengangkat satu sama lain. Anda bisa mulai dengan kata-kata yang ramah, uluran tangan, atau hanya dengan mengakui pentingnya semua perempuan yang anda temui"

Jadi, mulai sekarang kita harus saling mendukung sesama perempuan ya, Kawan Puan!  

Sumber: Rappler,Mind Body Green
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja