Parapuan.co – Selama ini mungkin sebagian dari kita masih sangat menggantungkan perasaan dan kebahagiaan diri ke pasangan.
Sehingga, saat pasangan melakukan kesalahan seperti selingkuh misalnya.
Perasaan kita pun jadi begitu menyakitkan sehingga sulit untuk dikendalikan. Dan, tak sedikit dari kita pun merasa seperti hilang arah.
Baca Juga: Inner Child yang Terluka Pengaruhi Hubungan dengan Pasangan, Ini 3 Tandanya
Oleh sebab itu, penting rasanya untuk kita mulai berani mengelola emosi dan kebahagiaan sendiri ya, Kawan Puan.
Menurut Pingkan Rumondor, psikolog menjelaskan bahwa pada dasarnya kita manusia memiliki tanggung jawab sendiri untuk menentukan kebahagiaan kita lho.
“Merawat kebahagiaan memang adalah tanggung jawab pribadi masing-masing, bukan tanggung jawab pasangan. Justru, berbahaya kalau menggantungkan kebiasaan pada pasangan, bisa menjadi codependent/ketergantungan dengan pasangan,” jelas Pingkan kepada PARAPUAN.
Menggantungkan perasaan ke pasangan bisa membuat kita jadi tidak tahu maunya kita apa. Dan, kita pun jadi dirundung perasaan insecure saat ingin mengembangkan diri.
Nah, Kawan Puan, yuk kita belajar mengelola emosi dan kebahagiaan diri kita sendiri secara mandiri.
“Kebahagiaan bukan hanya sekedar merasa senang, tapi juga mencakup merasa tenteram dan puas dengan kehidupan. Oleh karena itu, untuk bisa bahagia, seseorang perlu melihat ke dalam, menggali makna hidupnya: apa saja nilai-nilai yang penting bagi sang perempuan secara individu?”
“Lalu fokus mengikuti kegiatan yang sejalan dengan nilai tersebut (misal: hobi, kegiatan spiritual, dan lain-lain), menjalin relasi dengan orang yang juga memahami nilai-nilai tersebut,” jelas Pingkan.
Baca Juga: Ajarkan Body Positivity Pada Anak, Gemuk Bukanlah Sebuah Kegagalan!
Dengan melakukan kegiatan itu, kita jadi semakin mengenal diri kita semakin dalam termasuk perasaan diri sendiri.
Tapi, kalau kamu masih belum bisa merasa ketentraman batin. Lebih baik kamu coba mengelola stres, dan mengontrol emosi.
Bagaimana caranya?
Berikut saran Pingkan untukmu.
- Sediakan waktu untuk memperhatikan perasaan dan memberi nama perasaan yang dirasakan, misal: Saya sedang merasakan sedih/sakit hati.
- Bicara ke diri sendiri seperti sedang bicara ke sahabat.
- Ingatlah bahwa penderitaan adalah sesuatu yang wajar, yang dialami oleh seluruh umat manusia (meskipun dengan cara berbeda-beda).
Baca Juga: Bisa Bikin Hubungan Makin Mesra, Ini 4 Manfaat Mandi Bersama Pasangan
- Ingatlah bahwa kamu bukanlah perasaan kamu (merasa marah bukan berarti kamu orang yang pemarah/harus marah-marah).
- Ingatlah bahwa Kawan Puan punya pilihan untuk menentukan bagaimana kamu mau merespon sesuatu.
- Belajar teknik-teknik menenangkan diri seperti mengatur napas, square breathing, relaksasi progresif, mindful breathing, dan lain-lain.
Tentu saja, semua proses di atas masih butuh waktu. Jadi, kamu juga perlu bersabar dengan dirimu ya!(*)