Anak mulai belajar mengekspresikan perasaan dan emosi yang dirasakan secara spontan.
Kadang pula, kita sebagai orang tua terheran karena emosi anak yang tidak terduga.
Sebagai orang tua Kawan Puan jangan kaget ya, mungkin emosi yang ditunjukkan anak kita tak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Misalnya saat pertama kali anak diberikan mainan terompet, akan ada anak yang menangis, ketimbang ketawa.
Baca Juga: Empat Tipe Rekan Kerja Perusak Suasana Hati dan Cara Praktis Menghadapinya
- Melalui Proses Imitasi
Kawan Puan, perlu digaris bawahi bahwa lingkungan keluarga berpengaruh besar pada perkembangan emosi anak.
Umumnya anak akan mencontoh emosi dari orang terdekatnya.
Ketika orang tua mempertunjukkan emosi bahagia, maka anak pun akan mengikuti.
Begitu pun saat marah atau sedih, anak pun bisa menirunya.
Dengan begitu, semoga Kawan Puan dan pasangan semakin bijak ya dalam menyampaikan emosi.