Nah, pelatihan 5D hadir sebagai solusi, sebuah metode intervensi yang telah diakui oleh sejumlah ahli sebagai solusi aman, praktis dan efektif untuk mengambil tindakan.
Lantas 5D ini sendiri berarti sebagai berikut:
1. Dialihkan: Mengalihkan pelaku dengan melakukan hal seperti, berpura-pura menjadi teman, menanyakan waktu, dan alihkan perhatian
2. Dilaporkan: Temukan seseorang yang berwenang, misalnya guru, bartender, atau pengemudi bus, kemudian minta mereka untuk membantu.
3. Dokumentasi: Sebelum mendokumentasikan perhatikan dan saksikan. Kemudian tulis atau rekam video pelecehan.
Selanjutnya berikan rekaman kepada korban dan jangan pernah mem-posting rekaman atau menggunakannya tanpa izin dari korban.
Baca Juga: Hindari Fake Orgasm, Jadikan Hal Ini Sebagai Tujuan Utama Seks
4. Ditegur: Bicara dan tegur pelaku pelecehan, lalu lihat kondisi orang yang dilecehkan. Jika pelaku merespons, abaikan mereka; jangan memperkeruh situasi.
5. Ditenangkan: Menenangkan korban pelecehan setelah insiden terjadi. Lalu, mengakui bahwa kejadian tersebut adalah salah tapi bukan salah dirinya.
Hal lain yang disarankan ialah jadikan 'Ditegur' sebagai upaya terakhir untuk mencegah terjadinya pelecehan.
Selain itu, sebagai saksi, kamu dapat melakukan salah satu 'D' sesuai dengan situasi yang terjadi saat pelecehan. Karena keamanan kamu dan korban pelecehan harus diutamakan. (*)